Membuat komunitas online di facebook dan twitter untuk kepentingan brand tertentu memang tak terlalu sulit, bahkan mungkin sangat mudah bagi brand yang rela mengeluarkan dana besar untuk menjaring para penghuni jejaring sosial supaya mengklik tombol bergambar jempol (Likes) di facebook atau menjadi follower di twitter.
Pemilik brand cukup mengeluarkan dana sekian puluh juta atau ratusan juta untuk memasang iklan dengan hadiah yang luar biasa mewah. Dijamin, para konsultan atau agensi yang Anda (pemilik brand) tunjuk akan bekerja sangat cepat untuk mencapai KPI yang Anda inginkan.
Sesederhana itukah? Yaa, sangat sederhana, bukan?
Itu jika Anda hanya mengacu pada kuantitas anggotanya, bukan pada kualitas dan loyalitas anggotanya. Namun sejatinya, pemilik brand pasti menginginkan ketiga faktor tersebut. Ironisnya, masih banyak pemilik brand yang hanya mengacu pada jumlah anggota komunitasnya tanpa melihat seberapa besar aktivitas yang mereka lakukan dan menginginkan dampak yang cepat pada penjualan.
Lantas apa yang harus dilakukan pemilik brand untuk meraih tiga faktor pendukung suksesnya sebuah komunitas online?
Dinisi coba dijelaskan melalui studi kasus yang kami lakukan pada komunitas pecinta otomotif roda dua, Gilamotor.
Pertama, pahami brand position di pasar sebelum menentukan targetnya perencanaannya. Karena hal ini akan memudahkan pencapaian goal dari komunitas online yang akan dibentuk. Kedua, jika pemilik brand tidak mempunyai tim sendiri untuk mengembangkan komunitas, serahkan pada perusahaan konsultan atau agency online yang sudah berpengalaman. Kedua faktor ini sangat penting untuk menghindari kegagalan saat membangun sebuah komunitas di ranah sosial.
Mungkin Anda pernah temukan atau Anda adalah bagian dari komunitas online yang terbentuk di facebook dan twitter, tapi Anda hanya merasakan sesaat saja eksistensi komunitas tersebut. Karena komunitas itu kini telah diacuhkan oleh penghuninya kendati secara jumlah terpampang angka yang cukup besar, tapi nyaris takada interaksi didalamnya.
Tentu Anda tak ingin mengalaminya, kan?
Memang fakta yang ada menunjukkan beberapa komunitas online yang besar terbentuk secara tidak sengaja. Karena kesamaan visi, misi dan hobi yang pada akhirnya timbul rasa memiliki dan membuat komunitas itu seperti pohon besar dengan akar menghujam ke dasar bumi.
Namun hal menarik kami temukan saat membangun dan membesarkan komunitas pecinta motor, Komunitas Gilamotor. Komunitas yang terbentuk dan tumbuh secara organik di facebook, kini menjadi sebuah komunitas yang cukup besar.
Pemposisian, visi dan target pembentukan komunitas Gilamotor yang tepat sasaran, membuat komunitas ini terus berkembang.
Dalam perjalanannya, semakin besar komunitas terbentuk, semakin besar pula ancaman dan gangguan yang masuk. Karena akan terbentuk kepentingan-kepentingan pribadi setiap anggotanya yang mungkin akan mengkoyak keberadaan komunitas ini.
Komunitas yang terbentuk dari beragam merek motor, membuat kami harus bekerja menyatukan visi seluruh penghuni komunitas Gilamotor. Karena umumnya, fanatisme pada brand tertentu seperti Yamaha, Honda, Suzuki, Kawasaki dan beberapa brand lain sangat berpotensi menimbulkan konflik. Namun karena goal yang jelas, komunitas ini mampu menepis masalah dan tatap berjalan pada koridornya.
Lantas bagaimana kami melakukannya?
Buat Mereka Merasa Seperti Di Rumah Sendiri.
Jika suasana ini ditimbulkan dalam sebuah kominitas, percayalah, kemanapun mereka berselancar pasti akan kembali ke rumahnya. Bahkan bukan tak mungkin mereka akan membawa anggota baru saat kembali dari berselancar.
Beri Mereka Kebebasan dan Penuhi Segala Kebutuhannya.
Kebebasan berekpresi dan memenuhi segala kebutuhan mereka sebisa yang kita lakukan, akan memberikan rasa nyaman. Namun harus diingat, kebebasan disini bukan semata-mata bebas tanpa aturan. Tapi tetap dalam koridor yang tepat untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tak diinginkan, contohnya SARA.
Pemenuhan kebutuhan dapat dilihat dari komunitas apa yang kita bentuk. Berhubung Gilamotor adalah komunitasnya pecinta motor, kami berusaha memberikan informasi sekecil apapun yang mereka butuhkan. Tapi juga perlu diingat, pemberian informasi juga harus diperhatikan intensitasnya, jangan sampai mereka merasa terganggu dengan informasi atau sapaan yang kita berikan.
Ada beberapa komunitas facebook yang ditinggalkan penghuninya hanya karena moderator terlalu aktif melontarkan link informasi di forum tanpa melakukan interaksi kepada anggotanya. Dan ada juga karena moderator terlalu otoriter dan kurang memberi apresiasi untuk anggotanya yang telah mengikhlaskan waktunya untuk meninggalkan sepenggal kata di forum.
Beri Apresiasi
Berikan apresiasi untuk hal positif sekecil apa pun yang mereka tinggalkan di forum. Karena sekecil apapun apresiasi itu, akan memupuk loyalitas mereka yang telah rela menyisihkan waktunya untuk singgah dalam komunitas yang sedang dikembangkan.
Apresiasi yang diberikan bisa beragam dan tak harus selalu dengan uang atau barang. Contoh misal dengan kalimat “Keren Bro..!” “Nais impoh” , “Mantapss..” dan sebagainya.
Ingat, interaksi yang tercipta akan menimbulkan kehangatan dan rasa ketagihan yang akan membuat mereka kembali dan kembali lagi ke komunitas online yang Anda bentuk. Karena mereka merasa ada dan tidak merasa diacuhkan. Kehangatan hubungan antara pengurus atau moderator dan anggota kumunitas merupakan investasi jangka panjang yang sangat bernilai.
Memang kami akui, melakukan nya tak semudah menulis kalimatnya. Karena kami harus menjaga, memantau dan mengontrol aktivitas mereka agar tetap berada di jalurnya.
Rasa seperti berada di rumah sendiri mampu membentuk setiap percakapan yang terbentuk tak selalu datang dari kami sebagai moderator, tapi sering dari mereka sendiri yang menciptakan interaksi sesama penghuni komunitas Gilamotor. Bahkan setiap masalah yang berpotensi mengacaukan ketentraman eksistensi komunitas Gilamotor, merekalah yang meminimalis potensi itu dan memberikan peringatan kepada moderator untuk melakukan langkah pencegahan.
Kini, aktivitas baru yang terbilang unik pun muncul dari mereka sendiri. Setiap pagi, siang, sore dan malam, mereka melakukan absen kehadiran dengan mencantumkan Nama dan No Polisi motor mereka. Jujur, saat aktivitas ini muncul pertamakali, saya sempat tersenyum dan tertawa dalam hati menyaksikan keunikan miniatur masyarakat ini.
Dan akhirnya kebiasaan yang mereka lakukan kami adopsi sebagai ritual harian di pagi, siang, sore dan malam hari. Anda tau hasilnya? Responnya sangat luarbiasa. Aktivitas yang terbentuk dan mereka membuat kultur sendiri di komunitas yang kian membesar ini, bisa dijadikan indikasi bahwa kenyamanan dan perasaan seperti dirumah sendiri akan menimbulkan rasa memiliki yang tinggi.
Dan yang tak kalah penting, sesekali lakukan temu darat atau kopdar untuk menguatkan semangat brotherhood antar sesama (JAYADI)
http://www.virtual.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar