Sabtu, 12 Februari 2011

TAKLUKAN DUNIA LEWAT WIRAUSAHA

Judul: Be A Smart and Good EntrepreneurPenulis: Hendro dan Chandra WW
Penerbit: CLA Publishing, September 2006
Tebal: 541 halaman

Tak ada yang membantah Amerika Serikat adalah bangsa yang besar. Namun, yang patut dicontoh dari Negeri Paman Sam adalah ambisi untuk menjadi bangsa yang besar melalui semangat kebebasan berusaha.

Tak heran jika entrepreneurship alias jiwa wirausaha adalah darah bagi Amerika. Maka, melalui ekonomi negara yang sangat kuat itu, mereka mampu menggunakan kekuatan ekonominya untuk menjungkal negara saingannya atau menekan negara berpenduduk lebih banyak.

Lihat saja imperium Uni Soviet yang dibuat tercerai berai melalui soft drink, junk food dan majalah dan film porno produksi negeri berjuluk Paman Sam itu. Lihat pula Indonesia dan negara-negara berkembang lain yang meski memiliki sumber daya alam dan manusia terus dibuat megap-megap tak berdaya melalui senjata ekonomi.

Namun, senjata ekonomi berbasiskan jiwa wirausaha ini juga yang digunakan dua ras kuning Asia untuk merepotkan Amerika. Lihat saja produk-produk Jepang dan China yang membuat raksasa-raksasa korporasi AS berguguran.
Saat ini kekuatan ekonomi Asia yang sedang siap meruntuhkan dominasi AS adalah China.

Pada sisi lain, sikap wirausaha tersebut selain mendatangkan devisa dalam jumlah yang tidak sedikit bagi Negeri Tirai Bambu itu juga merupakan benteng ekonomi. Melalui perputaran ekonomi yang mapan di tataran mikro, denyut nadi ekonomi China praktis sangat mandiri tak tergantung pihak luar.

Tidak mengherankan jika banyak ramalan dari mereka yang mengaku ahli ekonomi tentang meledaknya ekonomi China karena overheating yang berujung badai krisis moneter seperti di negara-negara Asia tak kunjung terjadi. Sekali lagi karena ekonomi China mandiri di tangan para entrepreneur dan tentu saja galaknya rezim komunis.

Buku yang ditulis Hendro dan Chandra WW ini merupakan salah satu panduan lengkap bagi para mahasiswa yang merupakan calon pengusaha di Indonesia yang selama ini terpola hanya menjadi orang kantoran yang rentan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kedua penulis yang merupakan staf pengajar Universitas Bina Nusantara ini tak meletakkan isi buku setebal 541 halaman ini hanya sebagai tumpukan tebal teori. Pasalnya keduanya adalah wirausaha.
Bernas dan cerdas

Karena berangkat dari sisi praktis, penulisan buku ini terasa akrab. Segudang tip sederhana dijabarkan secara gamblang dan mudah. Pendek kata sebagai sebuah buku para pedagang ini adalah kitab sakti jurus-jurus awal menjadi wirausahawan jempolan.

Sesuai judulnya Be A Smart and Good Entrepreneur langsung dibuka kata-kata untuk memompa motivasi pembacanya dengan menghapus mitos salah tentang wirausaha yang sampai saat ini masih sulit didefinisikan.

Kedua penulis pun tak menggurui saat mengupas ilmu kewirausahaan ini yang sejatinya adalah campuran jiwa seni, ilmu pasti, naluri, intusi sekaligus keberuntungan. Melalui alenia pendek, padat berisi. Buku ini terasa bernas sekaligus cerdas.
Untuk melengkapi buku ini bos Microsoft Bill Gates, raja Sony Akio Mirota, dan beberapa contoh lain penguasa ekonomi dunia yang dulu berwirausaha dengan modal dengkul dari bangku kuliah juga diberikan sebagai pesona yang bisa menjadi inspirasi.

Uniknya entah kebetulan atau tidak contoh-contoh pribadi yang penulis berikan memiliki ciri yang sama yaitu keras kepala alias tekun, nekad atau berani melawan arus pendapat umum. Kecerdasan intelejensia bahkan sering duduk bersisian dengan sikap masa bodoh para pelaku bisnis sukses tersebut.

Para pembaca buku ini juga bisa menemukan langkah-langkah taktis menjadi wirausahawan andal. Mulai dari melakukan riset pasar, mencari strategi yang tepat hingga mental yang diperlukan agar tahan banting.

Kedua penulis juga menguliti satu hal yang paling jarang dibahas oleh buku-buku wirausaha lain yaitu lika-liku pengelolaan dan perencanaan keuangan bisnis yang baru dibuka. Sayang di buku ini tak dilengkapi teknik-teknik ‘membobol’ bank.

Maklum siapa pun selalu terbentur tembok modal tiap kali akan memulai usaha. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pada umumnya pihak bank selalu pelit pada wirausahawan baru tapi berubah genit menggoda menawarkan kredit jika melihat prospek usaha tersebut.

Andai saja di masa datang diadakan edisi revisi, alangkah baiknya jika hal ini menjadi perhatian kedua penulis. Hal ini tak lain demi terciptanya wirausahawan-wirausahawan baru di Indonesia.

Bisnis Indonesia Edisi: 05/11/2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar