Senin, 14 Februari 2011

* Virtual Consulting * Blog Home * Twitter * Facebook Studi Kasus Komunitas GilaMotor : Buat Mereka Seperti Di Rumah Sendiri

Membuat komunitas online di facebook dan twitter untuk kepentingan brand tertentu memang tak terlalu sulit, bahkan mungkin sangat mudah bagi brand yang rela mengeluarkan dana besar untuk menjaring para penghuni jejaring sosial supaya mengklik tombol bergambar jempol (Likes) di facebook atau menjadi follower di twitter.

Pemilik brand cukup mengeluarkan dana sekian puluh juta atau ratusan juta untuk memasang iklan dengan hadiah yang luar biasa mewah. Dijamin, para konsultan atau agensi yang Anda (pemilik brand) tunjuk akan bekerja sangat cepat untuk mencapai KPI yang Anda inginkan.

Sesederhana itukah? Yaa, sangat sederhana, bukan?

Itu jika Anda hanya mengacu pada kuantitas anggotanya, bukan pada kualitas dan loyalitas anggotanya. Namun sejatinya, pemilik brand pasti menginginkan ketiga faktor tersebut. Ironisnya, masih banyak pemilik brand yang hanya mengacu pada jumlah anggota komunitasnya tanpa melihat seberapa besar aktivitas yang mereka lakukan dan menginginkan dampak yang cepat pada penjualan.

Lantas apa yang harus dilakukan pemilik brand untuk meraih tiga faktor pendukung suksesnya sebuah komunitas online?

Dinisi coba dijelaskan melalui studi kasus yang kami lakukan pada komunitas pecinta otomotif roda dua, Gilamotor.

Pertama, pahami brand position di pasar sebelum menentukan targetnya perencanaannya. Karena hal ini akan memudahkan pencapaian goal dari komunitas online yang akan dibentuk. Kedua, jika pemilik brand tidak mempunyai tim sendiri untuk mengembangkan komunitas, serahkan pada perusahaan konsultan atau agency online yang sudah berpengalaman. Kedua faktor ini sangat penting untuk menghindari kegagalan saat membangun sebuah komunitas di ranah sosial.

Mungkin Anda pernah temukan atau Anda adalah bagian dari komunitas online yang terbentuk di facebook dan twitter, tapi Anda hanya merasakan sesaat saja eksistensi komunitas tersebut. Karena komunitas itu kini telah diacuhkan oleh penghuninya kendati secara jumlah terpampang angka yang cukup besar, tapi nyaris takada interaksi didalamnya.

Tentu Anda tak ingin mengalaminya, kan?

Memang fakta yang ada menunjukkan beberapa komunitas online yang besar terbentuk secara tidak sengaja. Karena kesamaan visi, misi dan hobi yang pada akhirnya timbul rasa memiliki dan membuat komunitas itu seperti pohon besar dengan akar menghujam ke dasar bumi.
Namun hal menarik kami temukan saat membangun dan membesarkan komunitas pecinta motor, Komunitas Gilamotor. Komunitas yang terbentuk dan tumbuh secara organik di facebook, kini menjadi sebuah komunitas yang cukup besar.

Pemposisian, visi dan target pembentukan komunitas Gilamotor yang tepat sasaran, membuat komunitas ini terus berkembang.

Dalam perjalanannya, semakin besar komunitas terbentuk, semakin besar pula ancaman dan gangguan yang masuk. Karena akan terbentuk kepentingan-kepentingan pribadi setiap anggotanya yang mungkin akan mengkoyak keberadaan komunitas ini.

Komunitas yang terbentuk dari beragam merek motor, membuat kami harus bekerja menyatukan visi seluruh penghuni komunitas Gilamotor. Karena umumnya, fanatisme pada brand tertentu seperti Yamaha, Honda, Suzuki, Kawasaki dan beberapa brand lain sangat berpotensi menimbulkan konflik. Namun karena goal yang jelas, komunitas ini mampu menepis masalah dan tatap berjalan pada koridornya.

Lantas bagaimana kami melakukannya?

Buat Mereka Merasa Seperti Di Rumah Sendiri.
Jika suasana ini ditimbulkan dalam sebuah kominitas, percayalah, kemanapun mereka berselancar pasti akan kembali ke rumahnya. Bahkan bukan tak mungkin mereka akan membawa anggota baru saat kembali dari berselancar.

Beri Mereka Kebebasan dan Penuhi Segala Kebutuhannya.
Kebebasan berekpresi dan memenuhi segala kebutuhan mereka sebisa yang kita lakukan, akan memberikan rasa nyaman. Namun harus diingat, kebebasan disini bukan semata-mata bebas tanpa aturan. Tapi tetap dalam koridor yang tepat untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tak diinginkan, contohnya SARA.

Pemenuhan kebutuhan dapat dilihat dari komunitas apa yang kita bentuk. Berhubung Gilamotor adalah komunitasnya pecinta motor, kami berusaha memberikan informasi sekecil apapun yang mereka butuhkan. Tapi juga perlu diingat, pemberian informasi juga harus diperhatikan intensitasnya, jangan sampai mereka merasa terganggu dengan informasi atau sapaan yang kita berikan.

Ada beberapa komunitas facebook yang ditinggalkan penghuninya hanya karena moderator terlalu aktif melontarkan link informasi di forum tanpa melakukan interaksi kepada anggotanya. Dan ada juga karena moderator terlalu otoriter dan kurang memberi apresiasi untuk anggotanya yang telah mengikhlaskan waktunya untuk meninggalkan sepenggal kata di forum.

Beri Apresiasi
Berikan apresiasi untuk hal positif sekecil apa pun yang mereka tinggalkan di forum. Karena sekecil apapun apresiasi itu, akan memupuk loyalitas mereka yang telah rela menyisihkan waktunya untuk singgah dalam komunitas yang sedang dikembangkan.

Apresiasi yang diberikan bisa beragam dan tak harus selalu dengan uang atau barang. Contoh misal dengan kalimat “Keren Bro..!” “Nais impoh” , “Mantapss..” dan sebagainya.
Ingat, interaksi yang tercipta akan menimbulkan kehangatan dan rasa ketagihan yang akan membuat mereka kembali dan kembali lagi ke komunitas online yang Anda bentuk. Karena mereka merasa ada dan tidak merasa diacuhkan. Kehangatan hubungan antara pengurus atau moderator dan anggota kumunitas merupakan investasi jangka panjang yang sangat bernilai.
Memang kami akui, melakukan nya tak semudah menulis kalimatnya. Karena kami harus menjaga, memantau dan mengontrol aktivitas mereka agar tetap berada di jalurnya.

Rasa seperti berada di rumah sendiri mampu membentuk setiap percakapan yang terbentuk tak selalu datang dari kami sebagai moderator, tapi sering dari mereka sendiri yang menciptakan interaksi sesama penghuni komunitas Gilamotor. Bahkan setiap masalah yang berpotensi mengacaukan ketentraman eksistensi komunitas Gilamotor, merekalah yang meminimalis potensi itu dan memberikan peringatan kepada moderator untuk melakukan langkah pencegahan.

Kini, aktivitas baru yang terbilang unik pun muncul dari mereka sendiri. Setiap pagi, siang, sore dan malam, mereka melakukan absen kehadiran dengan mencantumkan Nama dan No Polisi motor mereka. Jujur, saat aktivitas ini muncul pertamakali, saya sempat tersenyum dan tertawa dalam hati menyaksikan keunikan miniatur masyarakat ini.

Dan akhirnya kebiasaan yang mereka lakukan kami adopsi sebagai ritual harian di pagi, siang, sore dan malam hari. Anda tau hasilnya? Responnya sangat luarbiasa. Aktivitas yang terbentuk dan mereka membuat kultur sendiri di komunitas yang kian membesar ini, bisa dijadikan indikasi bahwa kenyamanan dan perasaan seperti dirumah sendiri akan menimbulkan rasa memiliki yang tinggi.

Dan yang tak kalah penting, sesekali lakukan temu darat atau kopdar untuk menguatkan semangat brotherhood antar sesama (JAYADI)

http://www.virtual.co.id/ 

Apa Lagi Setelah Social Media?

Pertanyaan terpenting bagi para pemasar saat ini, dan juga para agency digital adalah, apalagi social media yang akan hits, setelah era kejayaan Facebook dan Twitter? Sepertinya kedua social media ini masih terus bertahan, dan populer menjadi medium untuk kampanye brand, walaupun banyak social media baru bermunculan.
 
Facebook dan Twitter masih belum tergantikan karena memang secara skala ekonomi, belum ada yang bisa mengalahkan kedua social media ini, dalam hal popularitas, efektifitas, dan juga jumlah audiens.
 
Pertanyaan mengenai social media apa lagi yang akan menjadi tren setelah FB dan Twitter memang tidak keliru, tapi saya melihat masa depan kampanye brand di media digital ke depan bukan lagi berbicara social media. Tapi tren berikutnya adalah mobile application. Mengapa? Karena ke depan akan makin banyak konsumen yang menggunakan Smart Phone, kemudian tren komputer tablet juga sangat mendukung iklim ini.
 
Beberapa analis, dan juga agensi juga berpendapat serupa, masa depan internet adalah mobile internet. Hanya sebagian kecil masyarakat Indonesia yang mempunyai laptop atau komputer desktop, tapi  sangat besar sekali pangsa pasar HP di Indonesia. Itulah sebabnya Facebook begitu besar penggunanya di Indonesia.
 
Lalu, pertanyaan berikutnya platform apa yang harus diantisipasi? Mengingat begitu banyak platform mobile yang ada saat ini, misal Symbian, Android, Black Berry, Apple OS dll. Dan saya sangat memahami, brand punya budget yang juga terbatas, sehingga harus menentukan pilihan dengan cermat dan cerdas agar kampanyenya efektif. Prediksi saya ke depan yang akan menjadi primadona adalah Android dari Google. Mengapa? Berikut beberapa argumennya:
 
Android  Sama Dengan GRATIS
Kalau Anda pernah membaca buku Chris Anderson, berjudul “Free”, maka Anda akan paham bahwa generasi konsumen yang sekarang terbiasa dengan sesuatu yang gratis, dan mereka menyukai hal-hal yang terkait dengan gratis. Misal mereka suka mendowload musik gratis, melihat video Youtube gratis dll.
 
Android dari Google seolah memahami karakter konsumen ini. Mereka menyediakan OS Android gratis, dan berita baik lainnya, konsumen bisa mendownload berbagai aplikasi yang ada di Android Market yang sebagian besar gratis. Ini menjadi daya tarik tersendiri buat konsumen, karena berbeda dengan di Apple Store sebagian besar aplikasi yang tersedia berbayar.
 
Android adalah Personalisasi
Bayangkan ketika Anda bisa mendekati konsumen dengan lebih personal, bisa mengingatkan mereka ketika ada produk baru langsung dari gadget mereka. Bisa membuat aplikasi game yang menarik untuk menghibur mereka. Atau mungkin mau mengedukasi, dan memberikan informasi?
 
Semua sangat bisa dilakuka, ketika brand membuat aplikasinya yang bisa diunduh oleh konsumennya. Dengan begini, brand bisa berinteraksi dengan konsumen yang memang target marketnya. Karena logikanya ketika mereka mau mengunduh aplikasi tersebut ke hansetnya berarti ada ketertarikan dengan brand tersebut.
 
Android Untuk Semua
OS Android yang gratis, menyebabkan berbagai vendor handset berlomba untuk membuat gadget berbasis Android. Ini sangat menguntungkan bukan hanya bagi Google, tapi juga bagi konsumen karena konsumen bisa membeli Android sesuai dengan kemampuan keuangan masing-masing. HP berbasis Android dijual mulai dari harga 1,5 juta hingga 10 juta.  Saat ini bukan hanya vendor handset terkemuka saja yang sudah mengeluarkan smart phone berbasis Android, tetapi pemain lokal seperti Nexian, kemudian AHA dari Bakrie Telecom sudah masuk ke sini.
 
Ini tentunya sangat berbeda dengan pasar Apple atau Black Berry. Walaupun keduanya sangat populer, secara skala ekonomi terlalu sedikit penggunanya, untuk sebuah brand melakukan kampanye massal dengan membuat aplikasi disini. Mengapa? Karena jumlah konsumen yang bisa di dekati dan dilayani menjadi sangat terbatas.
 
Bahkan pada penghujung tahun lalu, Android sudah menggeser Symbian sebagai platform operating system yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, bisa dibaca di sini. Bagaimana dengan di Indonesia, sepertinya hanya tinggal menunggu waktu untuk Android menjadi paltform yang paing dominan.
 
Prediksi ini bisa benar atau salah, tapi saya sangat yakin dengan berbagai indikasi yang ada saat ini, treni tinggal menunggu waktu. Bagaimana menurut Anda, apakah setuju Mobile Application akan menjadi the next big thing di kampanye brand di media digital? (TUNU NUGRAHA DEWANTO)

http://www.virtual.co.id/blog/online-behavior/apa-lagi-setelah-social-media/

KABAR NTT: Presiden Terbitkan Keppres Pembangunan NTT

Instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar Propinsi NTT diperhatikan secara khusus ternyata bukan sekadar basa-basi. Dalam waktu dekat, Presiden SBY akan mengeluarkan keputusan presiden (Keppres) tentang percepatan pembangunan NTT.

"Saat perjalanan dari Kupang ke Atambua dan Atambua ke Kupang, Presiden banyak bertanya tentang NTT kepada saya. Presiden sangat terkesima dengan potensi alam yang ditemukannya selama perjalanan. Setelah saya jelaskan semua potensi dan kendala yang ada, Pak Presiden kembali menegaskan tentang masih kurangnya perhatian pusat terhadap NTT. Saya langsung sarankan agar kalau bisa Presiden mengeluarkan sebuah keputusan tentang perhatian terhadap NTT. Pak Presiden langsung memberikan respons dan mengatakan akan segera mengeluarkan Keppres tentang percepatan pembangunan di NTT."

Demikian dikatakan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, saat menjamu Panitia Daerah HPN 2011 di aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Sabtu (12/2/2011).

Menurut Lebu Raya, paling lambat bulan depan Keppres itu  akan dibawa oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi ke NTT.

"Keppres ini paling penting agar pembangunan di NTT lebih cepat terlaksana. Bulan depan, Keppres ini akan dibawa oleh Mendagri ke Kupang," katanya.

Saat ini, jelas Lebu Raya, perhatian pemerintah pusat sedang tertuju kepada NTT. Wujud perhatian ini bukan karena suksesnya seorang Frans Lebu Raya, tetapi seluruh  masyarakat NTT.

Terkait akan dikeluarkannya Keppres tersebut, Lebu Raya berharap, pemerintah dan rakyat NTT tidak hanya bisa bangga dan terlena untuk kemudian tidak bisa berbuat apa-apa.

Untuk itu, dia meminta seluruh komponen terkait agar mempersiapkan diri dengan program-program nyata, baik dari sisi infrastruktur maupun sumber daya manusia.

"Kita jangan terlena dan bangga dengan sukses yang telah kita raih sebagai tuan rumah HPN 2011 yang berhasil mendatangkan Presiden selama empat hari tiga malam di NTT. Apakah kita hanya terus bangga. Perlu ada tindak lanjut dengan hal-hal yang lebih besar lagi. Mari kita sambut perhatian ini dengan persiapan yang matang," katanya.  

Semua karena Pers
"Saya bangga dan senang  atas perjuangan PWI NTT untuk menjadi tuan rumah HPN. Mari kita berpikir besar supaya bisa  buat hal-hal yang besar. Kalau kita berpikir kerdil, maka semua bisa jadi kerdil. Saya tahu ada banyak kekurangan di daerah ini, tetapi saya juga tahu ada manfaatnya menjadi tuan rumah HPN. Manfaat itu yang dikejar. Kalau kita mau pasti bisa, terbukti kita bisa dan sukses menjadi tuan rumah HPN. Presiden bisa bermalam di NTT karena pers. Dukungan pers terhadap pembangunan di NTT memang sangat besar. Mari kita lanjutkan kerja sama ini, karena masih banyak agenda besar dan berat yang menunggu di depan," kata Lebu Raya.

Lebu Raya berterima kasih dan bangga kepada Panitia HPN  2011 yang telah menyukseskan agenda nasional ini. Lebu Raya juga membantah adanya isu bahwa untuk penyelenggaraan HPN  pemerintah mengeluarkan Rp 3 miliar yang merupakan pemborosan.

"Tidak ada anggaran sebanyak itu. Tetapi kalau ada, boleh saja. Mengapa tidak? Kalau orang  yang datang di NTT dan berbelanja misalnya Rp 5 juta saja,  kita akan mendapat uang sebanyak Rp 3 miliar. Itu baru belanja, belum dihitung sumbangan dan bantuan resmi yang jumlahnya hitung sendiri. Memang tidak semua orang suka dengan acara ini, hal ini biasalah. Yang penting kita punya niat tulus dan iklas untuk membangun daerah ini," katanya.

Ketua PWI Cabang NTT,  Dion DB Putra, pada kesempatan itu, mengatakan, suksesnya  acara HPN di Kupang karena kerja sama dan kerja keras dari semua  komponen yang ada di NTT. "Saya mau berterima kasih kepada pimpinan SKPD, Walikota Kupang, para bupati yang sudah membantu kami, TNI/Polri dan instansi swasta lainnya yang telah mendukung kami. Mungkin banyak yang terbebani, namun saya yakin bahwa semuanya bermuara pada tujuan yang sama yakni demi kesejahteraan rakyat NTT. Kepada Pak Andre Koreh dan Pak Ary Moelyadi bersama pasukannya, saya berterima kasih karena sudah membantu saya menyelenggarakan agenda nasional ini. Saya bersyukur karena hingga saat ini tidak ada satu pun komplain tentang penyelenggaraan ini," kata Dion.

Ketua Panitia Daerah HPN 2011, Ir. Andre W Koreh, M.T, mengatakan, kesuksesan menjadi penyelenggara HPN 2011 merupakan sebuah kebanggaan, kehormatan dan harga diri. "Kita ternyata mampu. Saya pikir, NTT sudah punya harga di mata nasional, bahwa kita tidak seperti yang mereka sangka. Terima kasih kepada Pak Gubernur, DPRD NTT, pers NTT dan semua pihak yang telah mendukung kami," kata Koreh. (eko/den)

Sumber: http://kupang.tribunnews.com/14/02/2011

Sabtu, 12 Februari 2011

LANGKAH-LANGKAH KECIL YANG MENGUBAH DUNIA

Inilah kisah di sebuah masa ketika angin kebebasan dan demokrasi berhembus kencang di timur, ketika dunia menjadi desa kecil dimana siapa saja bisa saling bercakap tanpa harus terbebani gunung lembah atau benua dan samudera.

Konon sebelum masa itu, seseorang yang lahir dari rahim sebuah himpunan berkata, “ izinkan saya kembali untuk memulai, ingin sekali saya menata hidup, menata dunia ini dari kampung” 

Dia, seseorang yang terkenal piawai dan anggun itu sekonyong terkejut, ucapannya dianggap sebagai angin yang berlalu. Tak heranlah kita, inilah zaman ketika seluruh mereka, generasi masa itu sangatlah terlelap dalam sangkaan ini, "hanyalah kota arena yang layak bagi masa depan yang gilang gemilang, hanya jalan politiklah satu-satunya ruang bagi kaum yang terbiasa berunjuk rasa di jalanan memperoleh berkat dan kelimpahan"

Dia, seseorang yang lahir dari himpunan itu sadar sungguh, putusannya tak keliru namun di dalam perjalanan waktu, ia kelelahan. Tibalah kembali ia menjumpai satu persatu kaum dalam himpunannya, mengurai kisah, meyakinkan kembali mereka bahwa jalan yang dipilih sudahlah benar,  “saya baru memulainya separuh, ini belumlah cukup. apakah mungkin ada orang dari kampung-kampung lain turut ikut? saya berharap seorang lagi menambahkan ini dan seterusnya”

Seperti biji kelapa yang terseret arus air pada sungai yang mengalir, di persinggahan selalu saja ada batu, seringkali dia terjerambab masuk merasai dalamnya arus yang berpusar. Demikianlah dia yang pergi itu, terus bertahan. Kini ia ada di ujung muara. Dan kelapa itu mulai bertunas.

Datanglah suatu masa, seseorang dari mereka, seorang lagi dan yang lainnya, memutuskan  pergi untuk memulai. Mirip ucapan sang pemula, “ izinkan saya kembali untuk memulai, ingin sekali saya menata hidup, menata dunia dari kampung” 

Kini setiap mereka bertunas lewat usaha ekonomi sosial kebudayaan yang kreatif, kecil menyebar. Langkah-langkah kecil pelan-pelan yang mengubah dunia. Salah seorang dari mereka lalu mengajak seorang demi seorang lainnya, “marilah kita jadikan kita yang tersebar ini seperti rantai, setiap sendi menjadi penting untuk sendi lainnya, serupa akar-akar kelapa yang selalu erat bertaut, setiap akar kukuh menggengam tanah”

Sesungguhnya, mereka inilah kaum yang meyakini tentang apa yang ada dalam diri setiap diri mereka; pengalaman-pengalaman kecil yang masing-masing mereka alami serta relasi yang terajut antara mereka adalah modal bagi mereka untuk melebarkan kemakmuran itu pada siapa saja dari kaum mana saja.

Inilah kekuatan mereka, inipulalah kekuatan kita sesungguhnya, bahwa kelak waktu, setiap kampung di timur nusa tenggara, akan bertumbuh dalam sebuah jejalin akar-akar kelapa yang selalu erat bertaut, setiap akar kukuh menggengam tanah, saling terhubung, saling berbagi, saling membantu, saling membebaskan dan selamanya. dari rumah wirausaha sosial, salam (f) selalu 

Faris Valeryan Wangge, Pendiri FAY Entrepreneur School

INSPIRASI BOCAH INDONESIA: Fahma "Pembuat Software Mobile Termuda di Dunia"

Fahma Waluya Rosmansyah (12) adalah anak Indonesia yang masuk jajaran pembuat "software mobile" termuda di dunia! Setidak-tidaknya saat ia dan adiknya, Hania Pracika Rosmansyah (6), memenangi lomba pembuatan "software" Asia Pacific Information and Communication Technology Award International 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia, Oktober lalu. Lomba ini diikuti 16 negara.

"Buktikan kalau kamu bisa bikin aplikasi ponsel dalam lima menit?" Tanpa banyak gerak, Fahma dan Hania berembuk, menyambut tantangan Kompas. Fahma memberikan pilihan binatang apa yang akan dibuatkan grafisnya. Seorang relawan, anak kelas I SD, meminta Fahma membuat kupu-kupu.

"Tapi kupu-kupu kan enggak ada suaranya!" kata Hania, siswa kelas I SD di Bandung.

Fahma langsung bekerja di laptopnya. Dengan software Adobe Flash, ia menggambar sebelah sayap kupu-kupu menggunakan tetikus, sayap satunya lagi tinggal menduplikasi sehingga tak lebih dari satu menit rancangan grafis kupu-kupu selesai. Fahma mewarnai kupu-kupu yang kelak bisa bergerak. Kurang dari empat menit, animasi sudah tercipta, tinggal memasukkan suara.

Hania benar, kupu-kupu tak bersuara. Namun, Fahma tak kehabisan akal, dari mulutnya keluar suara "keplek-keplek...." Suaranya lalu ia dekatkan pada laptop agar bisa terekam. "Ini bukan suara kupu-kupu, tetapi bunyi kepak sayapnya," kilah Fahma.

Ketika aplikasi itu diputar kembali, animasi berdurasi 10 detik itu muncul: seekor kupu-kupu warna-warni yang terbang mengepak-ngepakkan sayap bersuara "keplek-keplek...." Animasi yang dibuat anak Indonesia dalam waktu lima menit. Fahma, siswa kelas I SMP di Bandung ini, memenuhi janjinya.

"Biasanya Hania yang menjadi dubber, pengisi suara berbagai aplikasi untuk ponsel yang diciptakan kakaknya," kata Yusep Rosmansyah, ayah kedua kakak-adik itu, beberapa waktu lalu di Jakarta.

Aplikasi lain yang dibuat Fahma tidaklah sesederhana kupu-kupu bersuara keplek-keplek. Jauh lebih rumit karena dia harus menyesuaikannya untuk aplikasi mobile yang bisa dinikmati pada ponsel.

Beberapa software yang diciptakan Fahma untuk ponsel, antara lain, Bahana (Belajar Huruf Warna Angka), DUIT (Doa Usaha Ikhlas Tawakal), Enrich (English for Children), Mantap (Matematika untuk Anak Pintar), dan Doa Anak Muslim (Prayers for Children).

"Pada saat adik saya berumur tiga tahun, ia sulit mengenali huruf. Lalu saya buatkan aplikasi sederhana di ponsel yang memungkinkan dia mengenali huruf, warna, dan angka. Soalnya, adik saya suka main-main dengan ponsel ibu," kata Fahma.

Tak aneh kalau Fahma lalu membuat aplikasi di salah satu jenis ponsel Nokia berjudul "My Mom's Mobile Phone As My Sister's Tutor" (Ponsel Ibuku untuk Belajar Adikku). Aplikasi itu ia buat dengan menggunakan Adobe Flash Lite.

Aplikasi lainnya, Enrich (English for Children), memungkinkan seorang anak lewat ponsel mempelajari bahasa Inggris dengan mudah. Fahma mengambil tokoh "kodok" berkulit hijau untuk aplikasi ini.

Ada pilihan nama binatang dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, seperti sapi untuk cow dan singa untuk lion. Ketika kata cow dimunculkan, ia akan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia dan terdengar suaranya.

Pada Enrich, selain binatang (animals), Fahma juga melengkapinya dengan buah-buahan (fruits), sayuran (vegetables), furnitur (furniture), dan our body (tubuh manusia). Semuanya bisa diterjemahkan secara ulang alik dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan sebaliknya, lengkap dengan gerak, tulisan, suara, dan iringan musik.

Untuk kreativitas, Fahma tidak harus diajari oleh ayah atau ibunya, Yusi Elsiano. Contohnya saat Fahma membuat games mobile DUIT, ia memasukkan musik hasil permainan gitarnya.

Demikian juga pada Enrich dan Bahana, terdapat permainan gitar dia sendiri. Selain gitar, Fahma juga les komputer kepada seorang mahasiswa ITB, salah seorang murid ayahnya yang menjadi dosen ITB.

Tidak komersial
Yusep dan Yosi memberi peluang kepada kedua anaknya untuk berkembang. Semua karya Fahma tak ada yang dikomersialkan. Bahana dan Enrich bisa diunduh gratis di Ovi Store Nokia, sedangkan aplikasi lain bisa diunduh langsung dari blog milik ibunya, Perkembangananak.com.

Fahma mulai belajar aplikasi di Power Point saat duduk di kelas IV SD. "Saya senang ngoprek dan nge-hack. Saya belajar Power Point sampai mentok sebelum belajar Adobe Flash untuk animasi," kata Fahma yang memperdalam software untuk membuat aplikasi tiga dimensi dan belajar bahasa pemrograman C++.

Di APICTA, Fahma harus bertarung dengan siswa setingkat SMA. Ia mempresentasikan konsep di hadapan juri dengan aplikasi gerak buatannya yang memungkinkan presentasinya lebih menarik dan dinamis.

"Anak-anak Indonesia tak hanya bisa bermain PS (PlayStation), tetapi juga bisa membuat games sendiri yang keren," kata Fahma tentang perlombaan yang diikutinya.

Software buatan Fahma dan Hania mengalahkan karya peserta dari negara lain dengan nilai ketat, yakni dengan karya peraih merit (runner up) SpringGrass karya Chung Hwa Middle School BSB (Brunei), Auto Temperature Descension Device by Solar Power karya Foon Yew High School (Malaysia), SimuLab karya Pamodh Chanuka Yasawardene (Sri Lanka), dan Destine Strategy karya Rayongwittayakom School (Thailand).

Pada akhir lomba, Fahma dan Hania menantang juri, sebagaimana ia menantang Kompas, mau dibuatkan animasi apa.

"Kok, anak ini berani menantang kami," kata seorang juri, sebagaimana ditirukan Yusep.

Juri meminta Fahma dan Hania membuat gajah yang bisa bergerak lengkap dengan suaranya. Permintaan ini bisa diluluskan Fahma dalam waktu lima menit. Prestasi yang mendapat sambutan hangat juri dan peserta Asia Pacific Information and Communication Technology Award (APICTA) saat itu.

"Saya bilang sama juri internasional, 'I have proven!' Saya bisa buktikan bahwa anak-anak Indonesia tidak hanya bisa main games, tapi juga bisa bikin games sendiri," kata Fahma.

Atas prestasi yang "spektakuler" untuk anak-anak seusianya, Fahma dan Hania mencetak rekor baru sebagai peserta termuda yang berhasil meraih juara APICTA. Kedua kakak-adik ini juga tercatat sebagai pembuat aplikasi Nokia termuda di dunia!

INSPIRATIF - Isi Lengkap Memo CEO Nokia: Nokia, Platform yang Sedang Terbakar

Di bawah kepemimpinan Stephen Elop yang belum genap setahun, Nokia kelihatannya bakal melakukan perubahan strategi secara radikal. Banyak spekulasi beredar bahwa Nokia bakal beralih menggunakan Windows Phone 7 dari Microsoft untuk mendongkrak kualitas smartphone buatannya. Bahkan, tak menutup kemungkinan Android digunakan Nokia.

Apakah Nokia akan mengubah strategi atau tetap bertahan dengan Symbian yang diandalkannya selama ini kemungkinan bakal ditegaskan Stephen Elop di London, Inggris, Jumat (11/3/2011) ini. Jelang momen menentukan tersebut, kini beredar memo dari Stephen Elop kepada para karyawan Nokia di sejumlah situs web. Meski tak ada konfirmasi resmi dari Nokia, sejumlah sumber meyakini memo tersebut benar ada.

Dalam memo yang dikeluarkan untuk para karyawannya, Elop menekankan pentingnya bagi Nokia untuk segera mengubah haluan untuk bisa tetap bersaing dengan para pesaing yang makin kuat. Nokia disebutnya platfrom yang sedang terbakar. Berikut isi lengkap memo tersebut yang beredar di internet.

Halo semua,
Ada sebuah cerita mengenai seorang laki-laki yang bekerja di rig pengeboran minyak di North Sea. Suatu malam, ia terbangun karena mendengar ledakan keras yang tiba-tiba membakar tempatnya bekerja. Selanjutnya, ia pun dikepung api yang menyala-nyala. Meskipun di mana-mana asap dan panas, ia tetap berusaha menghindar ke pinggiran rig. Ketika ia melihat ke bawah, yang dihadapinya cuma perairan Atlantik yang gelap dan dingin.

Saat api mulai menghampirinya, ia cuma punya waktu memutuskan dalam hitungan detik. Apakah ia harus tetap berdiri di tempatnya dan bakal terbakar habis. Atau, ia harus menceburkan diri ke lautan yang dingin 30 meter di bawahnya. Pria tersebut sedang berdiri di platform yang terbakar dan harus mengambil keputusan.

Ia memutuskan untuk melompat. Hal tersebut memang di luar dugaan. Dalam kondisi normal, pria tersebut tidak akan pernah mau menceburkan diri ke perairan yang sangat dingin. Namun, saat ini bukan kondisi yang normal-platformnya sedang terbakar. Laki-laki tersebut selamat di perairan yang dingin. Setelah diselamatkan, ia menyatakan bahwa platform yang terbakar telah membuatnya mengubah perilakunya.

Kita semua juga begitu, sedang berdiri di platform yang sedang terbakar dan kita harus memilih akan ke mana untuk mengubah kebiasaan.

Selama beberapa bulan, saya telah berbagi dengan Anda semua apa-apa yang telah saya dengar dari para stakeholder, operator, developer, suplier, dan dari Anda semua. Hari ini, saya akan berbagi tentang apa-apa yang telah saya pelajari dan apa yang saya yakini.

Saya telah belajar bahwa saat ini kita tengah berdiri di platform yang sedang terbakar.

Dan, kita telah menghadapi lebih dari satu ledakan - kita telah mengalami hempasan panas berkali-kali yang menimbulkan kebakaran di sekitar kita. Misalnya, hempasan panas yang tinggi dari para pesaing yang lebih sering daripada perkiraan sebelumnya. Apple menggoncang pasar dengan mendefinisikan ulang smartphone dan menarik para pengembang software dalam ekosistem yang tertutup tapi sangat powerful.

Pada 2008, pangsa pasar Apple di kisaran produk dengan harga di atas 300 dollar AS hanya 25 persen. Tapi, pada 2010 meningkat menjadi 61 persen. Mereka menikmati pertumbuhan yang sangat tinggi dengan kenaikan pendapatan 78 persen dalam setahun di kuartal keempat 2010. Apple mendemonstrasikan bahwa dengan desain yang bagus, konsumen rela membeli harga tinggi untuk mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dan para pengembang akan membuat aplikasi untuknya. Mereka mengubah peta persaingan dan hari ini Apple memenangkan pasar kelas atas.

Kemudian, ada Android. Dalam waktu dua tahun, Android menciptakan platform yang menarik minat para pengembang aplikasi, penyedia layanan, dan produsen hardware. Android masuk ke pasar kelas atas, menang di pasar menengah, dan dengan cepat masuk ke pasar ponsel di bawah 100 dollar AS. Google telah menjadi kekuatan gravitasi, menghasilkan inovasi industri lebih besar untuk mendukung bisnis intinya.

Jangan lupa pasar kelas bawah. Pada 2008, MediaTek memasok desain referensi yang lengkap untuk chipset ponsel agar produsen di Shenzhen, China, dapat memproduksi ponsel dengan biaya sangat murah.

Diperkirakan, ekosistem tersebut kini telah memproduksi lebih dari sepertiga ponsel yang dijual di seluruh dunia-merebut pangsa pasar kita di negara-negara berkembang.

Sementara para pesaing membakar pangsa pasar kita, apa yang dilakukan Nokia? Kita jauh tertinggal, ketinggalan tren besar, dan kehilangan waktu. Saat itu, kita berpikir telah mengambil keputusan yang tepat, namun kalau ditilik ke belakang, kita saat ini ketinggalan beberapa tahun.

iPhone pertama didistribusikan tahun 2007, dan kita masih belum memiliki produk yang sebanding. Android datang baru dua tahun dan minggu ini mereka mengambil alih posisi kepemimpinan kita dalam jumlah smartphone. Sungguh tak bisa dipercaya.

Kita punya sumber daya yang hebat di balik Nokia, namun kita tidak memanfaatkannya ke pasar dengan cepat. Kita berpikir MeeGo akan menjadi platform yang memenangkan pasar smartphone kelas atas. Namun demikian, dengan kecepatan saat ini, sampai akhir 2011, kita mungkin baru punya satu produk MeeGo di pasar.

Di kelas menengah, kita punya Symbian. Ia telah terbukti tak bisa memimpin di pasar yang utama seperti Amerika Utara. Selain itu, Symbian terbukti punya lingkungan yang sulit dikembangkan seusia kebutuhan dan tuntutan pasar, paling lambat pengembangan produknya, dan juga banyak kekurangan saat harus memanfaatkan platform hardware yang baru. Hasilnya, jika kita terus bertahan, kita akan semakin tertinggal jauh di belakang, sementara para pesaing semakain maju ke depan.

Di pasar kelas bawah, OEM China mengeluarkan perangkat jauh lebih cepat, bahkan salah satu karyawan Nokia menjadikannya semacam olok-olok, "waktu yang mereka butuhkan sama dengan waktu yang kita butuhkan untuk membuat presentasi Power Point." Mereka cepat, mereka murah, dan mereka menantang kita.

Dan, yang sebenarnya terjadi adalah kita tidak bersaing dengan senjata yang tepat. Kita masih sering berusaha melakukan pendekatan di setiap kelas dengan berbasis perangkat saja.

Pertarungan antarperangkat kini menjadi perang ekosistem, di mana ekosistem masuk tidak hanya hardware dan software saja, namun developer, aplikasi, ecommerce, iklan, search, aplikasi sosial, layanan berbasis lokasi, komunikasi terintegrasi, dan yang lainnya. Para pesaing kita tidak mengambil pangsa pasar kita dengan perangkat. Mereka mengambil pangsa pasar kita dengan ekosistem secara keseluruhan. Ini berarti kita harus memutuskan bagaimana cara membangun dan mendorong atau bergabung dengan ekosistem.

Inilah keputusan yang harus kita ambil. Sebenarnya, kita telah kehilangan pangsa pasar, kita telah kehilangan daya tawar, dan kita telah kehilangan waktu.

Pada Selasa, Standard & Poor melaporkan bahwa mereka akan memposisikan rating jangka panjang A dan jangka pendek A-1 kita pada penilaian kredit negatif. Ini mirip dengan pemeringkatan yang dilakukan Moody minggu lalu. Secara singkat ini berarti dalam beberapa minggu ke depan, mereka akan menganalisis Nokia dan memutuskan kemungkinan menurunkan rating kredit. mengapa lembaga kredit merasa perlu melakukan perubahan ini? Karena mereka mempertimbangkan tingkat persaingan kita.

Preferensi konsumen terhadap Nokia menurun di sleuruh dunia. Di Inggris, preferensi merek kita turun menjadi 20 persen, atau turun 8 persen dibanding tahun lalu. Itu berarti hanya satu dari lima orang di Inggris memilih Nokia dibanding merek lainnya. Hal tersebut juga terjadi di pasar lainnya yang selama ini menjadi pasar besar Nokia seperti Rusia, Jerman, Indonesia, Uni Emirat Arab, dan lain-lainnya.

Bagaimana kita bisa terpuruk? Mengapa kita jauh tertinggal sementara dunia di sekitar kita sedang berkembang?

Inilah apa yang saya coba pahami. Saya yakin beberapa penyebabnya karena kebiasaan di Nokia. Kita mengucurkan bahan bakar di platform yang sedang terbakar. Saya yakin kita kekurangan akuntabilitas dan kepemimpinan untuk meluruskan dan mengarahkan perusahaan di tengah situasi yang kacau. Kita telah melewatkan banyak kesempatan. Kita belum mewujudkan inovasi dengan cepat. Kita belum bekerja sama dengan erat
Nokia, platform kita sedang terbakar.

Kita kini sedang berusaha maju ke depan - berusaha untuk membangun kembali kepemimpinan pasar. Saat kita berbagi startegi baru pada 11 Februari, hal tersebut akan menjadi momentum besar untuk mentransformasi perusahaan kita. Namun, saya percaya bahwa dengan bersama-sama, kita bisa menghadapi tantangan ke depan. Bersama, kita dapat menentukan masa depan kita.

Platform yang terbakar, yang dirasakan laki-laki tersebut, membuatnya mengubah perilakunya, dan mengambil langkah berani dan tegas ke masa depan yang tidak menentu. Dia mampu menceritakan kisahnya. Sekarang, kita punya kesempatan besar untuk melakukan hal yang sama.

Stephen

Sumber : ENGADGET

Inspirasi Bisnis: Mau jadi Wirausaha? Sekarang Juga Bisa!

Banyak sekali jalan menjadi entrepreneur, bahkan ketika tak serupiah pun duit di kantong Anda. Bagaimana caranya?

Peluang apa saja yang bisa segera ditubruk? Tak ada profesi yang sedemokratis profesi Entrepreneur (wirausaha/pengusaha). Siapa pun Anda, asalkan hari ini punya keberanian, hari ini juga Anda bisa langsung menjadi pengusaha — bahkan ketika tak serupiah pun duit di kantong Anda. Bandingkan, misalnya, untuk menjadi dokter, Anda mesti kuliah dulu bertahun-tahun di fakultas kedokteran. Demikian pula profesi lain seperti pengacara, arsitek, apoteker, psikolog, atau ahli konstruksi.

Memang, umumnya orang berpandangan, untuk menjadi wirausaha kita harus menyiapkan uang tunai lebih dulu sebagai modal. Itu sebabnya banyak orang sibuk berburu uang untuk menghimpun modal, biasanya dengan menjadi karyawan di perusahaan orang. Setelah dirasa cukup, barulah memutuskan membuka usaha sendiri. Namun ceritanya akan lain jika — dan ini yang sering terjadi — uang yang didapat ternyata dirasa hanya pas untuk hidup sehari-hari. Alhasil, cita-cita membuka usaha sendiri tinggallah cita-cita, karena usia keburu habis tersita untuk memikirkan kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

Pandangan bahwa untuk memulai usaha harus tersedia uang tunai, tak sepenuhnya benar. Dan itu telah dibuktikan oleh para pengusaha sukses. Sebagian besar dari mereka mengawali usaha justru ketika mereka tidak punya apa-apa, terdesak, putus sekolah/kuliah lantaran tak ada biaya, atau bahkan karena merasa terhina. Dalam kondisi nothing to loose ini, keberanian dan kenekatan mereka muncul. Dalam kondisi bukan siapa-siapa, mereka dipaksa untuk membangun “mimpi” masa depan, tertantang untuk meraihnya, dan berusaha keras menyusun strategi untuk mencapainya. Keberanian dan motivasi yang menyala-nyala itu sekaligus menyingkirkan segala hal yang sebelumnya dianggap memalukan.

Misalnya, karena tak punya uang serupiah pun di kantong, mereka tak segan-segan mengawali usaha sebagai makelar rumah, mobil, barang elektronik, aneka bahan bangunan, bahan kebutuhan pokok, atau barang-barang lainnya. Dengan modal dengkul ini, mereka langsung memetik keuntungan dari komisi atau berdasarkan kesepakatan lain yang ditentukan bersama pemilik barang.

Cara lain, misalnya, menjual jasa dengan lebih dulu meminta uang muka. Ini bisa dilakukan di industri jasa pendidikan seperti bimbingan belajar, les bahasa Inggris, kursus musik (piano, gitar, biola, dan sebagainya). Atau, bisa juga konsumen memesan barang tertentu kepada kita, tetapi sebelum barang pesanan itu kita kerjakan, kita minta uang muka lebih dulu. Nah, uang muka dari para konsumen itulah yang kita jadikan modal untuk menggelindingkan bisnis. Gampang kan?

Masih ada lagi. Kalau Anda kebetulan punya keahlian khusus, memasak misalnya, Anda bisa mencari pemodal untuk membuka restoran dengan sistem bagi hasil. Banyak lulusan segar perguruan tinggi, baik dari dalam maupun luar negeri, tanpa ragu bertekad membangun bisnis sendiri. Demikian juga, tak sedikit profesional di perusahaan mapan tiba-tiba ganti haluan menjadi pengusaha.

Sungguh banyak jalan untuk menjadi wirausaha. Profesi seperti dokter, arsitek, desiner interior, pengacara, atau bahkan artis, sebetulnya tinggal selangkah lagi bisa menjadi pengusaha jika mereka mau. Dokter bisa bikin klinik atau bahkan rumah sakit sendiri. Pengacara dapat mendirikan kantor konsultan hukum. Desainer interior bisa bikin kantor konsultan desain dan interior. Artis, dengan pergaulannya yang luas, bisa segera mendirikan rumah produksi sendiri.

Kalau punya uang dan tak ingin terlalu repot, Anda bisa langsung menjadi pengusaha dengan membeli waralaba (franchise) produk/jasa terkenal yang sudah terbukti sukses. Dengan semakin derasnya arus barang (baik lokal maupun dari mancanegara), bisnis keagenan dan distribusi pun sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Dalam perjalanannya, seperti halnya dalam kehidupan yang lain, para wirausaha pun dihadapkan pada banyak jebakan dan godaan. Salah satu sindrom yang sering muncul adalah euforia sukses. Karena telah membuktikan diri sukses, dorongan untuk mengejar sukses-sukses yang lain pun sering sedemikian menggebu sehingga mengabaikan kemampuan riilnya.

Banyak contoh pengusaha yang awalnya maju pesat berkat bisnisnya yang berkembang sangat bagus, tiba-tiba limbung lalu terjungkal gara-gara terlalu ekspansif ke bidang-bidang baru yang belum begitu dikuasainya. Jadi, hati-hatilah. Laju boleh cepat tapi ritme hendaknya tetap terjaga.

Yang jelas, gairah menuju entrepreneurial society ini perlu disambut hangat. Sebab, sumbangan pengusaha kecil dan menengah terhadap perekonomian nasional — seperti sudah sangat kerap didengung-dengungkan — tak perlu disangsikan lagi. Terutama, dalam hal penyediaan lapangan kerja dan andilnya dalam membangun struktur perekonomian nasional yang sehat. Karena itu, sudah saatnya pemerintah (khususnya pemda) makin terpacu untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi munculnya para wirausaha baru.

Bentuknya bisa macam-macam, antara lain ketersediaan kredit yang memadai bagi small and medium enterprises, penyaluran dana BUMN ke sasaran yang tepat, tidak membebani pajak secara tidak proposional, dan lain sebagainya.

ORANG NTT: Rikard Bagun, Wartawan sebagai Profesi harus Dihargai

RIKARD BAGUN, adalah salah satu dari sejumlah putra/i asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengukir karya sebagai wartawan di media massa nasional.

Pandangannya tentang profesi wartawan dan bagaimana sikap khalayak terhadap profesi wartawan, layak untuk disimak. Wartawan Pos Kupang di Jakarta, OMDSMY Novemy Leo mewawancarai Rikard Bagun, Pemimpin Redaksi Kompas, di Jakarta, Jumat (4/2/2011).

Apa yang mendorong Anda mengambil profesi menjadi wartawan?
Tidak ada dorongan khusus. Juga tidak ada dorongan dari luar. Saya menjadi wartawan semata-mata karena datang peluang dan tentu saja ada tes masuk.

Apa kesulitan terbesar saat merintis karir di bidang pers?
Setiap memasuki lingkungan baru, tidak terkecuali dunia jurnalistik, tentu saja perlu proses adaptasi. Proses adaptasi saya rasakan lebih sebagai tantangan ketimbang kesulitan karena peran para senior yang sangat membantu dan mendukung. Para senior saya, sering membagi pengalaman, pengetahuan, sistem nilai, etos kerja dan etika profesi.

Apa perbedaan pers masa lalu dan pers masa kini?
Pers masa lalu lebih berfokus pada idealisme perjuangan. Namun saat ini, sesuai dengan perkembangan zaman, maka pers masa kini tidak hanya menekankan idealisme, tetapi juga aspek industrinya. Setiap zaman memiliki peluang dan tantangan masing-masing, tapi tugas dan tanggung jawab pers tidak berubah, bahwa pers merupakan salah satu pilar demokrasi.

Pilar demokrasi, maksudnya?
Media adalah medium untuk menampung suara rakyat, aspirasi rakyat. Pers menjadi instrumen untuk mengartikulasikan aspirasi dan keinginan rakyat. Menyuarakan aspirasi rakyat, termasuk menyuarakan aspirasi pemerintah dan juga lembaga sosial lainnya. Semua aspirasi itu harus disuarakan secara seimbang.

Apa tantangan pers saat ini?
Salah satu tantangan tentu saja adalah kompetisi. Bagi media cetak, tantangan tidak hanya datang dari kalangan sesama media cetak, tetapi juga dari media elektronik seperti radio dan televisi. Tantangan menjadi berlipat-lipat karena hadirnya 3 M (multimedia, multichannel, multiplatform) dan jejaring sosial media seperti SMS, BB, tweeter dan  facebook. Tantangan dan kompetisi itu sulit dihadapi kalau tidak memiliki sumber daya manusia yang tangguh. Kompetisi sesungguhnya menyangkut SDM. Tidak kalah pentingnya manajemen yang baik dan efektif. Media sebagai produk perlu memperhatikan secara saksama kebutuhan dan kepentingan pembaca yang terus berubah. Bukan hanya kualitas isi yang perlu diperhatikan, tetapi juga pesona tampilan dan kemasan yang menyangkut aspek visual seperti foto, tata letak dan grafis.

Apa kekurangan pers saat ini?
Tidak ada kekurangan spesifik yang dapat dikemukakan. Namun mulai diwacanakan tentang kemungkinan pers menghadapi proses pendangkalan akibat tekanan waktu.
Laporan atau berita dinilai lebih bersifat di permukaan karena wartawan berkejaran dengan waktu yang memang tidak hanya lari tunggang langgang, tempus fugit, tetapi bahkan terbang, time flies. Laporan disampaikan pada saat itu juga, real time. Serba cepat, bahkan hari esok sudah menjadi hari ini, tomorrow is today. Kedalaman diabaikan demi tuntutan kecepatan. Padahal kedalaman dan kecepatan sama pentingnya.

Masih independenkah pers di Indonesia sekarang ini?
Sebagian sudah independen atau sekurang-kurangnya berjuang untuk independen, tetapi sebagian lagi belum. Tidak gampang menjadi independen karena tarikan kepentingan yang besifat politik dan ekonomi atau kedua-duanya. Namun pembaca akan segera tahu pers yang independen dan yang tidak. 

Bagaimana pers yang ideal?
Selalu berusaha mengikuti perkembangan. Terus memperbesar kemampuan, memperkuat keterampilan, Menjaga integritas dan kredibilitas.

Menurut Anda, apakah UU Pers sudah menjamin kebebasan pers?
Sebaiknya tidak usah cepat terpukau pada ayat-ayat undang-undang. Dalam kenyataannya,  banyak undang- undang, termasuk untuk pers, hanya baik pada level rumusan, tetapi tidak pada level praktik. Kebebasan pers yang dirumuskan pada undang-undang tidak sepenuhnya dapat diwujudkan karena budaya menghargai kritik, yang menjadi salah satu fungsi pers, belum tumbuh di kalangan pejabat pemerintah dan masyarakat. Rumusan dalam undang-undang itu  bagus namun dalam perilaku sehari-hari, belum tentu memihak pers.

Maksudnya?
Dalam kehidupan sehari-hari kenyataannya masih banyak wartawan dan pekerja media yang mendapat perlakuan buruk saat menjalankan tugasnya. Kita masih melihat, banyak pekerja media yang disomasi, diproses hukum, ditahan, dikejar-kejar, dianiaya, bahkan dibunuh.

Tapi wartawan itu kan juga seperti warga negara lainnya, yang tidak tidak kebal hukum?
Benar, wartawan tidak kebal hukum. Wartawan bisa diproses hukum jika melakukan tindak pidana. Namun yang terpenting penindakan terhadap wartawan harus dilakukan sesuai aturan main, sesuai proses hukum yang berlaku, melalui jalurnya, secara fair dan adil. Banyak -kasus media yang diproses tidak sesuai aturan main. Aparat penegak hukum mulai dari polisi, jaksa dan hakim hendaknya bisa bekerja lebih professional dalam menangani kasus-kasus yang melibatkan pekerja media.

Bagaimana Peranan Dewan Pers selama ini?
Peranan Dewan Pers selama ini ada yang menilai sudah optimal dan ada yang belum optimal. Mereka belum memperlihatkan fungsi dan peranan mereka secara optimal.

Peran pemerintah untuk kemajuan pers?
Pemerintah cukup menjadi regulator yang menjamin kebebasan pers. Kontrol dan pendekatan represif terhadap pers perlu dijauhkan. Bagaimana pun perlu disadari bersama, termasuk pemerintah, pers merupakan salah satu pilar demokrasi, yang memiliki fungsi strategis untuk memberikan informasi, hiburan, edukasi dan kontrol sosial. Pemerintah harus benar-benar menjadi regulator yang menjamin kebebasan pers. Peran positif itu harus diperlihatkan.

Kesejahteraan wartawan di daerah masih menjadi persoalan. Bagaimana jalan keluarnya?
Perlu diakui, persoalan kesejahteraan wartawan termasuk salah satu masalah pelik. Sekalipun menjadi wartawan merupakan panggilan hidup, tetapi pemenuhan kebutuhan hidup untuk diri dan keluarga juga merupakan keniscayaan. Tugas kewartawanan sebagai profesi perlu dihargai, lebih-lebih di era media menjadi industri saat ini. Maka perlu panduan bahkan regulasi yang jelas bagi pengusaha pers untuk memberikan jaminan kesejahteraan bagi pekerja media.

Apa yang harus dibuat agar pers di daerah berkembang?
Perhatian utama tetap pada sumber daya manusia, yang memiliki kompetensi, keterampilan dan memegang teguh etika profesi. Seiring dengan itu perlu diperhatikan kekuatan pasar lokal agar secara bisnis memberikan keuntungan pula. Perlu dikemukakan, menerbitkan koran itu gampang, tetapi menjualnya tidak selalu mudah.

Banyak putra/i NTT menjadi wartawan, termasuk Anda.
Ya, memang cukup banyak orang Flores yang menjadi wartawan. Namun tidak ada atau belum ada yang menjadi pemilik media yang punya pengaruh luas secara nasional. Mudah-mudahan akan muncul pengusaha media dari Flores atau dari tempat lain di NTT.
Soal kemampuan wartawan asal Flores dan NTT secara keseluruhan, termasuk membanggakan. Namun perlu diingatkan, kemampuan wartawan NTT perlu diasah terus menerus karena kompetisi di bidang profesi kewartawanan dan komunikasi sangat keras, lebih-lebih di era komunikasi sekarang ini. *

Fokus dan Konsentrasi
PRIA bernama lengkap Rikard Bangun ini tidak memiliki motto dalam hidupnya. Dia juga selalu bingung kalau ditanya tentang prinsip dalam hidupnya. Karena ia selalu percaya pada perubahan dan selalu bisa mengikuti perubahan itu. Namun yang menjadi andalannya adalah tidak berhenti belajar dan selalu berusaha fokus serta berkonsentrasi setiap menjalankan tugas yang diembannya. Hal inilah yang mengantarnya bisa memangku jabatan sebagai Pemimpin Redaksi (Pemred) Kompas, surat kabar berpengaruh di Indonesia.

Lelaki yang memulai karirnya di Kompas, di bagian pemberitaan internasional tahun 1981 itu, berpesan kepada para penulis dan wartawan muda di daerah NTT agar belajar untuk fokus dan konsentrasi.

"Pekerjaan kewartawaan setiap kali menuntut fokus dan konsentrasi. Tanpa fokus, tidak mungkin tercapai optimalisasi. Ingat, lahan kegiatan semakin luas dengan hadirnya triple M (multimedia, multichannel, multiplatform). Hal itu adalah suatu tantangan bagi wartawan dan harus bisa dihadapi," pesan Rikard.

Pengalaman paling menegangkan dalam tugas kewartawanannya dari suami dari Festina Lehot  adalah  saat kunjungan ke Afganistan tahun 1989 silam. Dia harus menunggu sekitar satu bulan di New Delhi hingga situasi aman di Bandara Kabul, Afganistan. Tiga hari berturut-turut naik pesawat dan menunggu berjam-jam di Bandara New Delhi sebelum bisa terbang ke Kabul. "Ketika berada di pos militer, jauh di luar Kota Kabul, tiba-tiba datang serangan roket gerilyawan Mujahiddin. Terpaksa lari tunggang langgang dan bergegas pulang," kata mantan editor rubrik Opini Kompas ini.

Dia juga harus menandatangani pernyataan tidak boleh menuntut Pemerintah Afganistan jika terjadi apa-apa dalam penerbangan dengan helikopter tempur ke wilayah konflik dekat perbatasan Uni Soviet, waktu itu. Untuk bahan bakar helikopter, setiap wartawan membayar 50 dollar AS. Juga pernah ke pusat kartel kokain di Medellin dan Cali, Kolombia. (novemy leo)

___________________________________________________________

Bio File:

Nama           : Rikard Bagun
TTL             : Flores, 3 April 1956
Istri   : Festina Lehot (istri)
Anak  : Marilda Maria Bagun
                      Ranika Teresa Bagun
Pendidikan : * SMP dan SMA di Seminari Pius XII Kisol, Flores.
                     * Sekolah Tinggi Filsafat Dryarkara Jakarta (BA).
                     * Universitas Indonesia (S1 Filsafat)
                    * IDEAS Fellowship, Executive Program, Sloan School of Management,              
                       Massachusetts Institute of Technology  (Amerika  Serikat).
Penghargaan : Pena Emas PWI

ORANG NTT: Yoseph Bertije Fernandez, Penjual Alpukat Jadi Dubes Tiga Negara

Dalam dimensi waktu itu dapat  menentukan jati diri kita, asalkan kita mampu menerjemahkan  rahasia-rahasia yang Ia pinjamkan kepada kita.

Sebab apa yang kita buat menjadi deposito masa depan kita sendiri. Seperti nas Kitab Suci, barang siapa setia terhadap perkara-perkara kecil, kepadanya akan diberikan perkara  yang lebih besar.

Itulah sekilas pandang yang dapat direkam dari segelintir ziarah panjang perjalanan Duta Besar (Dubes) Equador, Bolivia dan Peru, Yoseph Bertije Fernandez.

Seperti apa lika-liku kehidupannya hingga mendapat kepercayaan dari Presiden RI , Susilo Bambang Yudhoyono menjadi duta besar  tiga negara. Bagaimana pula renik jenaka masa kecilnya?

Bagaimana bisa seorang penjual alpukat bisa lolos masuk bekerja di Delu dan kemudian diangkat jadi dubes? Berikut penggalan kisah pria asal yang direkam Pos Kupang dalam sharingnya kepada  wartawan di Ruteng usai tatap muka dengan Muspida Manggarai, Jumat (19/2/2010)

Bagaimana kisahnya sampai Anda  bisa menjadi Dubes di tiga negara?
Saya sendiri tidak tahu pasti bagaimana acuan yang dipakai Presiden SBY  hingga mempercayakan saya sebagai duta besar di tiga Negara. Tetapi secara normatif membutuhkan suatu proses  panjang. Dalamnya ada klasifikasi atau ukuran tertentu yang patut dipakai pimpinan negara untuk menentukan layak  tidaknya seseorang menjadi duta negara.

Seeperti apa prosesnya?
Biasanya ada monitoring  watak, perilaku, kinerja dan etika. Juga prestasi-prestasi tertentu yang menonjol  yang kita miliki. Saya sendiri tidak mengetahui pasti apakah saya termasuk orang yang memenuhi semua kriteria itu. Hanya saja dalam institusi Departemen Luar Negeri (Deplu) ketika kita masuk menjadi pegawai, pada saat itu pula profil kita terdaftar dan dimonitor.

Kinerja kita sudah dipantau. Jika kemudian, misalnya, terpilih berarti sudah memenuhi segala kriteria dan ketentuan  normatif.
Acuan yang dipakai untuk menilai seseorang itu layak menjadi dubes mulai saya ketahui setelah dilantik 20 Januari 2010 lalu.

Ternyata sejak saya masuk menjadi pegawai di Departemen Luar Negari tahun 1983, sejak saat itu pula saya dimonitor. Seluruh kinerja dan tugas-tugas yang saya kerjakan sudah dicatat dan diukur. Record dicatat dalam sebuah data base. Dan biasanya yang punya akses hanya Menlu, Sekjen dan Kepala Biro Kepegawaian. Namun  lebih utama dari semuanya adalah record tertulis menyangkut kinerja. Biasanya pimpinan unit yang mengetahui secara detil. Apabila ada cacat sedikit pun kita tidak akan diakomodir.

Siapa saja yang boleh jadi dubes?
Kita lihat pengalaman dari dulu masa Presiden Sukarno ada dokter, pengusaha,  politisi,  swasta  atau orang karier yang jadi duta besar.  Jadi dubes bukan monopoli pihak tertentu. Namun akhir-akhir ini ada suatu sistem yang disebut  fit and proper test di Komisi 1 DPR. 

Saya  tidak tahu apa yang dijadikan tolak ukur  lebih dalam dari itu semua. Yang pasti saya bersama 22 rekan lainnya menjadi duta besar. Kebetulan saya merangkap duta besar di Peru , Bolivia dan  Eguador.

Anda termasuk orang pertama NTT yang menjadi Dubes karena karir Anda. Tanggapan Anda?
Memang orang NTT sudah beberapa yang sudah pernah menduduki jabatan duta besar dengan latar belakang berbeda-beda. Sebut saja, Frans Seda, Adrianus Mooy, Ben Mari Say. Jadi dubes karena karir baru saya. Dengan itu bukan membuat saya bangga, tetapi lebih dari itu saya memakna sebagai bagian dari ziarah ibadah saya bersama keluarga.

Apakah peluang jadi dubes hanya segelintir orang saja?
Tidak. Semua orang punya kesempatan. Tinggal bagaimana mempunyai kinerja yang baik. Mungkin pertanyaannya, mengapa harus saya? Tetapi lebih jauh dari itu mungkin ini rahasia Tuhan memberi tugas kepada saya untuk menjalankan amanatNya di luar negeri.

Bagaimana perjalanan karir Anda di Deplu?
Saya diangkat dengan pangkat atase. Atase itu pangkat yang terendah dalam jabatan struktural Departemen Luar Negeri. Dengan pangkat terendah itu saya ditugaskan ke Italia-Vatikan. Anak-anak saya lahir di Roma. Saya cukup lama bertugas di Roma, termasuk mengurus kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Maumere tahun 1989.

Memang ada delapan tingkatan pangkat bagi pegawai dalam lingkup Deplu yakni, atase, sekretaris III, Sekretaris II, Sekretaris I, counselor, minister conseloer, minister dan dubes. Masing-masing  tingkatan jabatan ini  harus ditempuh empat tahun. Saya selalu ada percepatan kenaikan jenjang tersebut.

Apa saja tugas dubes?
Tugas duta besar tidak cukup kita sharing di sini. Yang jelas, ada beberapa hal-hal yang sangat prinsipil sesuai  program pembangunan Kabinet Bersatu Jilid II. Program-program yang menjadi fokus adalah bidang ekonomi dan pengembangan, HAM, demokrasi, lingkungan hidup, sosial politik dan tugas-tugas lainnya. Juga menggali informasi, tukar pengalaman dan potensi, lobi-lobi politik dan melaporkan melalui suatu sistim laporan.

Apa saja prioritasnya?
Setiap duta besar membuat semacam mission paper. Mission paper itu sebenarnya kertas tugas seorang. Setiap dubes bisa menentukan prioritas sesuai  arahan yang disampaikan oleh Presiden. Sebelum kita buat tentunya baca kebijakan nasional. Apa yang menjadi kepentingan negara itu yang kami laksanakan di setiap wilayah tugas. Kami menjembatani atau menfasilitasi kepentingan-kepentingan itu. Juga kepentingan politik berkaitan dengan perjuangan kepentingan NKRI dalam forum international.

Apa saja potensi tiga negara yang menjadi wilayah tugas Anda?
Saya melihat Peru unggul di bidang perikanan, pertanian dan pertambangan. Bolivia  ada  pertaninan, gas alam dan  minyak. Namun masalah di Bolivia yang saya lihat bahwa tidak  ada akses keluar mengekspor, kecuali melalui Brasil. Sementara Ekuador  tergantung  pendapatan negaranya. Ini keunggulan mereka. Jadi di luar politik kita berupaya  mencoba apa yang bisa kita raih dari tiga negara itu untuk kepentingan nasional. Kepentingan nasional itu tidak harus Jakarta, bisa langsung ke kabupaten.

Bagaimana Indonesia di mata dunia?
Indonesia diakui sebagai negara muslim terbesar yang sangat moderat.  Ini diakui seluruh dunia sebagai aset bangsa. Dunia  internasional mengakui keunggulan kita ini. Aset ini sangat dibutuhkan oleh negara luar untuk menjembatani dunia bagaimana kita berdialog dengan dunia.

Apakah mudah menjadi duta besar?
Sebagai dubes tentunya dalam kapasitas tertentu mewakili Kepala Negara dan atau mewakili pribadi Presiden SBY. Melihat tugas itu sebenarnya sangat berat karena mewakili negara, bangsa dan presiden. Artinya dalam segala aspek tidak bisa asal-asalan dalam menjalankan tugas ini. Sekecil apa pun tingkah laku dan pernyataan kita harus mencerminkan kewibawaan bangsa kita. Karena itu mohon dukungan  semua agar saya bisa menjalankan tugas ini dengan baik.

Bagaimana proteksi kepentingan warga kita di luar negeri?
Berapan pun warga Negara Indonesia di suatu negara  harus kita lindungi. Apa pun persoalan yang dia alami harus dibela. Salah satu contohnya pada saat saya di Meksiko. Saya begitu kaget ternyata di Meksiko ada dua  warga kita asal Sunda dan Cirebon yang sudah dijebloskan ke dalam penjara. Saya kaget karena  sebelumnya tidak ada upaya yang dilakukan untuk memperjuangkan kepentingan dua saudara kita itu. Saya coba gali informasi dan melakukan lobi-lobi. Saya menghadap Menlu negara setempat minta memfasilitasi. Lobi yang dimaksudkan bukan mengintervensi proses hukum tetapi minimal ada penasihat hukum  mendampingi dua warga kita itu dalam proses persidangan. Dari hasil penelusuran ditemukan celah hukum. Saya manfaatkan celah hukum itu.

Apa kasusnya?
Warga kita kan cukup banyak di Amerika yang bekerja di kapal pesiar. Pada saat mereka berlayar di suatu kesempatan bersandar di Kostra Rika. Dua warga kita  ini pergi pesiar.

Mereka jalan-jalan sambil beli souvenir. Salah seorang kru kapal asal Jamaika juga belanja. Dia beli TV. Ternyata TV itu hanya tipuan saja. Memang modus penyelundupan kokain, ganja bisa macam-macam. Warga Jamaikan beli TV dan meminta kedua warga Indonesia untuk mengangkat TV tersebut. Keduanya tidak keberatan. Ternyata pada saat TV diangkut, mereka ditangkap. 

Sebab dalam TV itu ada kokain 2 kg. Mereka kemudian dijebloskan ke pejara dengan tunduhan selundup kokain. Jadi proses hukum yang berlangsung  menghukum keduanya hanya karena membantu mengangkat TV. Sementara pemilik TV tidak. Di sinilah celah hukumnya.

Kita manfaatkan celah hukum ini. Kita bangun komunikasi terutama membantu pembelaan di pengadilan. Kita ceritakan kepada penasihat hukum setempat untuk membela dua warga kita tadi. Semula mereka dihukum 17 tahun akhirnya hanya dua tahun jalani hukuman mereka dibebaskan. Tugas kita tidak sebatas di situ saja tetapi  membantu mencari pekerjaan. Akhirnya keduanya  bisa kerja kembali kerja di kapal pesiar.

 Dengan posisi itu, apa sumbangan Anda untuk NTT?
Tentunya sebagai orang NTT saya tidak menutup mata. Saya selalu promosikan NTT. Seperti Komodo, Kelimutu dan potensi lainnya. Umumnya pertanyaan orang-orang luar negeri seputar perjalanan, fasilitas dan keselamatan selama mereka berada di NTT. Pertanyaan mereka rasional seputar bagaimana cara bisa sampai di NTT. Mereka tanya seputar pelayanan dan keselamatan mereka jika berada di NTT.

Saran untuk  pemerintah NTT?
Kita perlu siapkan restoran yang baik, jalan yang baik. Restoran dan kamar mandi yang bersih. Tidak harus mewah tetapi bersih dan higienis. Motif  penginapan dan restoran sesuai kearifan lokal, kekayaan budaya kita.  Juga perlu siapkan fasilitas air, listrik, teleponnya dan internet. Kalau akses ini tidak ada, bisa mengurangi wisatawan.

Bagaimana peluang anak-anak NTT bisa bekerja di Deplu?
Kita selalu ada peluang. Saat ini sistim rekruitmen terbuka. Sekarang dari jurusan umum juga bisa. Yang dipertaruhkan adalah kualitas, kinerja dan profesionalisme. Tidak ada neko-neko. Semua bersih. Saat ini ada dua anak Manggarai yang menurut hemat saya cukup menjanjikan.

Apa makna bagi Anda terhadap tugas ini?
Ini cara Tuhan memberdayakan saya untuk mengabdi kepadaNya. Saya tidak pernah bayangkan jadi dubes. Semua berjalan begitu saja. Saya tidak pernah membayangkan anak seorang sopir, penjual advokat ini bisa jadi dubes tiga negara. Saya jalani kepercayaan ini dengan rasa tanggung jawab. (kamis lina bana)

Tetap Sederhana

PENAMPILANNYA sederhana. Jauh dari kesan mewah.  Kesan ini semakin kuat menggambarkan perjalanan hidupnya. Ia tidak lupa  asal usul.  Tutur katanya santun dan terukur.

Pekrejaan ayahnya sebagai sopir dan penjahit turut menegaskan kesederhanaannya. Ibunya bekerja sebagai petani sawah di Cancar, di Laci, Wae Mese dan Cuma Nus. Juga ada kebun kelapa di Borong. Dari hasil kebun itulah orangtua membiayai sekolah mereka sembilan orang bersaudara. Semuanya mendapat pendidikan yang layak.

Juga mengikuti paman menjual barang  souvenir purba kala. Caranya mendatangi rumah-rumah atau toko-toko yang diperkirakan bisa membeli jualan mereka.

Selama masa pendidikan di SD, seminari hingga perguruan tinggi tidak ada hambatan. Semua berjalan baik dengan nilai yang memuaskan.

Pernah bercita-cita sebagai imam OFM, namun Tuhan berkehendak lain. Kini bertugas sebagai duta besar untuk tiga negara. Bekerja sebagai diplomat membuatnya harus mengunjungi puluhan negara. Ia menguasai beberapa bahasa asing baik lisan maupun tulisan.

Meski demikian, sosoknya tetap sederhana. Tetapi menampilkan jati diri sebagai anak keluarga sederhana. Meski sudah melanglang buana di beberapa negara, namun rumah di Hombel tetap ia cintai. Tempat dimana dia memulai perjalanan hidup di buana raya ini. Selamat bertugas neka hemong pedhe dise ame, mbate lerong dise empo. (lyn)

____________________________________________________________________
Data diri
Nama : Yoseph Bertije Fernandez
Ayah : Lukas Fernandes
Mama  Kristina Nimat
SDK St. Michael Kumba tamat 1968
SMP/SMA Seminari Kisola tamat 1976
Menjadi Frater OFM  1976-1977.
Fisipol UGM 1982
Istri: Sisilia Janggur
Anak-anak
    1. Rody Fernandez
    2. Andre dan jack (kembar)
       3. Rebeca Fernandez
Tahun 1983 menjadi calon diplomat Deplu Sekjen Politik.
1984-1985  Mengikuti pendidikan dasar diplomat.
1985 Memulai karir diplomat dengan pangkat atase di Roma.
1990 Kembali ke Deplu bekerja sebagai staf di Direktorat
Jendral Politik untuk Direktorat Eropa Selatan  untuk Negara Swiss, Italia, Spanyol Yunani dan Portugal.
1993  Menjadi kepala bidang politik di KBRI Kolumbia.
1999-2000  Diangkat menjadi Direktorat Amerika.
2000-2004 Ditempatkan sebagai Kepala Bidang Politik di KBRI Meksiko. Pada saat itu menerima tugas persiapan kunjungan
kepala negara untuk mengikuti KTT Opec di Los Cabes- Meksiko.

2004- 2005 mengikuti pendidikan. Selesai pendidikan menangani subdirektorat Amerika.
2005-2009 Menangani masalah Papua.
20 Januari 2010 diangkat menjadi dubes untuk Negara  Equador, Bolivia dan Peru.