Jumat, 16 September 2011

ANTON, SANG PENAKLUK


“Untuk meraih sukses, orang tak (harus) memiliki gelar, ijazah dan cara tutur bahasa Indonesia yang baik. Anton, sahabat saya ini membuktikannya”

KEHIDUPANNYA kini berangsur berubah. Padahal dulu ia tak memiliki pekerjaan pasti untuk hidupi istri dan tiga anaknya. Kadang ia menjadi tukang bantu mekanik perbaiki mobil, menjual beras, menjadi calo jual beli hewan. Hasilnya jelas tak banyak, bahkan hanya untuk bisa bertahan hidup satu hari. “Yang penting saya dapat uang hari ini, bisa beli makan, besok baru saya pikirkan lagi”. Kalimat ini yang selalu saya dengar darinya.

Sosoknya luar biasa, ayah hebat. Ia pernah lama merantau menjadi TKI di Malaysia. Ketika di Malaysia pernah bekerja sebagai buruh bersih kolam ikan. Pernah ia bercerita, dulu saya seringkali dituduh mencuri ikan di kolam, padahal saya tidak pernah melakukannya. Ini sengaja di lakukan boss biar gaji saya tak terbayar, saya lalu dijebloskan ke penjara. Untunglah saya tidak dipukuli, karena aparat sama sekali tak menemukan kesalahan saya. Menurut aparat, saya masuk penjara karena boss saya sudah banyak keluarkan biaya untuk mereka

Ketika di Malaysia ia berkenalan dengan seorang perempuan Adonara yang kemudian dipersunting menjadi Istrinya. Kehidupan keras sebagai TKI menjadikannya linglung, ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan kini bersama Istrinya dan tiga orang anaknya tinggal di Kota Larantuka. Anton nama lelaki itu, lahir di Paga, Kabupaten Sikka, sebuah kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Ende di Pulau Flores NTT.  

GUBUK DI HUTAN KELAPA
Gubuknya terletak di tengah hutan kelapa milik pemerintah yang rentan untuk tersingkir. Di gubuknya, jika malam menjelang sungguh terasa gelap, suasana yang begitu menyeramkan, tak ada listrik, hanya diterangi nyala lampu gas. Saat pertama kali berjumpa, saya tak pernah mengira jika Pemuda itu kelak waktu akan menjadi calon entrepreneur hebat, paling tidak ketika saya tersadar dengan seluruh perubahan hidupnya sekarang.  

Saya tak mengira karena yang saya tahu, yang ada dalam dirinya hanyalah kemauan baiknya untuk berubah, ia tak memiliki pengetahuan dan keahlian spesifik. Dia hanyalah pemuda tamatan sekolah dasar, yang ketika berbicarapun, bahasa Indonesia belepotan.

Tibalah suatu ketika, datang seorang sahabat lama ke Kota Larantuka. Natalia (Natalia Andhisty,red), nama ibu muda itu, ia akan mengadakan Seminar bertajuk HIV/AIDS dan pelatihan Fasilitator untuk member IGCO, kini Phizym sebuah produk kesehatan berbasis susu kolostrum yang amat bermanfaat bagi kesehatan.

Anton lalu berkenalan dengan Natalia. Perkenalan yang biasa, tak terbayangkan sedikitpun dalam benak saya untuk mengajaknya turut bersama Natalia, berbisnis. Bagi saya, berbisnis Phyzim membutukan kecakapan bertutur.

Natalia, saya ajak bertamu ke gubuk Anton sekedar rekreasi sembari membaginya pengalaman baru. Saya bilang, “kamu pasti kaget jika nanti tiba di rumah Anton, rumah tersebut sangatlah tidak layak dan jauh dari syarat-syarat kesehatan yang baik”. Natalia mengangguk setuju. Natalia barangkali juga seperti saya, sungguh terkejut dengan kondisi gubuk Anton yang berdinding baliho bekas, situasinya menjadi lebih dramatis karena suasananya menjelang malam. Gubuknya memang sangat tak layak namun cara Anton dan Istrinya menjamu kami sungguh luar biasa. Saat itu saya sampai harus mengatakan, “Surga ternyata ada di gubuk Anton”.    

Ketika seminar dan pelatihan tiba, saya seperti melupakan Anton. Tak terjejak dalam ingatan saya bahwa Anton penting untuk diajak. Hingga tiba suatu ketika, Anton bertanya polos mengenai produk susu yang kerap saya dan Natalia bicangkan itu. Anton rupanya tertarik, ia ingin membantu sanak kerabatnya yang sakit.  Di sini kisah ini berawal. 

MENITI TANGGA SUKSES
Alhasil, Anton rupanya berbakat, dalam waktu tak sampai satu pekan seluruh produk yang dibawanya laku terjual, permintaan meningkat karena banyak yang terbantu dengan produk itu.  Lambat laun, kehidupan Anton berubah persis ketika saya telah pergi meninggalkan Kota Larantuka. Saya terkejut, ketika Sebastianus sahabat saya menelpon dan bercerita tentang Anton yang sukses.
Saya terharu sekali mendengar kabar ini dan tersadar bahwa untuk sukses memang tak memerlukan gelar, ijazah dan cara tutur bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Sukses (ternyata) hanya ditentukan oleh kemauan untuk berubah, ketulusan berusaha dan mau bertanya sana sini jika mendapati diri penuh kekurangan. Anton membuktikan hal ini, kini Anton telah menjadi Manager dengan sekian banyak member dibawahnya. Ia bahkan telah memiliki Mobile Stockies, sebuah jasa usaha distribusi produk Susu di Kota Larantuka. Ia telah menjadi anggota Koperasi dan kini mulai mengembangkan sayap usahanya ke Kabupaten Ende. (Faris Valeryan Wangge)

Senin, 14 Februari 2011

* Virtual Consulting * Blog Home * Twitter * Facebook Studi Kasus Komunitas GilaMotor : Buat Mereka Seperti Di Rumah Sendiri

Membuat komunitas online di facebook dan twitter untuk kepentingan brand tertentu memang tak terlalu sulit, bahkan mungkin sangat mudah bagi brand yang rela mengeluarkan dana besar untuk menjaring para penghuni jejaring sosial supaya mengklik tombol bergambar jempol (Likes) di facebook atau menjadi follower di twitter.

Pemilik brand cukup mengeluarkan dana sekian puluh juta atau ratusan juta untuk memasang iklan dengan hadiah yang luar biasa mewah. Dijamin, para konsultan atau agensi yang Anda (pemilik brand) tunjuk akan bekerja sangat cepat untuk mencapai KPI yang Anda inginkan.

Sesederhana itukah? Yaa, sangat sederhana, bukan?

Itu jika Anda hanya mengacu pada kuantitas anggotanya, bukan pada kualitas dan loyalitas anggotanya. Namun sejatinya, pemilik brand pasti menginginkan ketiga faktor tersebut. Ironisnya, masih banyak pemilik brand yang hanya mengacu pada jumlah anggota komunitasnya tanpa melihat seberapa besar aktivitas yang mereka lakukan dan menginginkan dampak yang cepat pada penjualan.

Lantas apa yang harus dilakukan pemilik brand untuk meraih tiga faktor pendukung suksesnya sebuah komunitas online?

Dinisi coba dijelaskan melalui studi kasus yang kami lakukan pada komunitas pecinta otomotif roda dua, Gilamotor.

Pertama, pahami brand position di pasar sebelum menentukan targetnya perencanaannya. Karena hal ini akan memudahkan pencapaian goal dari komunitas online yang akan dibentuk. Kedua, jika pemilik brand tidak mempunyai tim sendiri untuk mengembangkan komunitas, serahkan pada perusahaan konsultan atau agency online yang sudah berpengalaman. Kedua faktor ini sangat penting untuk menghindari kegagalan saat membangun sebuah komunitas di ranah sosial.

Mungkin Anda pernah temukan atau Anda adalah bagian dari komunitas online yang terbentuk di facebook dan twitter, tapi Anda hanya merasakan sesaat saja eksistensi komunitas tersebut. Karena komunitas itu kini telah diacuhkan oleh penghuninya kendati secara jumlah terpampang angka yang cukup besar, tapi nyaris takada interaksi didalamnya.

Tentu Anda tak ingin mengalaminya, kan?

Memang fakta yang ada menunjukkan beberapa komunitas online yang besar terbentuk secara tidak sengaja. Karena kesamaan visi, misi dan hobi yang pada akhirnya timbul rasa memiliki dan membuat komunitas itu seperti pohon besar dengan akar menghujam ke dasar bumi.
Namun hal menarik kami temukan saat membangun dan membesarkan komunitas pecinta motor, Komunitas Gilamotor. Komunitas yang terbentuk dan tumbuh secara organik di facebook, kini menjadi sebuah komunitas yang cukup besar.

Pemposisian, visi dan target pembentukan komunitas Gilamotor yang tepat sasaran, membuat komunitas ini terus berkembang.

Dalam perjalanannya, semakin besar komunitas terbentuk, semakin besar pula ancaman dan gangguan yang masuk. Karena akan terbentuk kepentingan-kepentingan pribadi setiap anggotanya yang mungkin akan mengkoyak keberadaan komunitas ini.

Komunitas yang terbentuk dari beragam merek motor, membuat kami harus bekerja menyatukan visi seluruh penghuni komunitas Gilamotor. Karena umumnya, fanatisme pada brand tertentu seperti Yamaha, Honda, Suzuki, Kawasaki dan beberapa brand lain sangat berpotensi menimbulkan konflik. Namun karena goal yang jelas, komunitas ini mampu menepis masalah dan tatap berjalan pada koridornya.

Lantas bagaimana kami melakukannya?

Buat Mereka Merasa Seperti Di Rumah Sendiri.
Jika suasana ini ditimbulkan dalam sebuah kominitas, percayalah, kemanapun mereka berselancar pasti akan kembali ke rumahnya. Bahkan bukan tak mungkin mereka akan membawa anggota baru saat kembali dari berselancar.

Beri Mereka Kebebasan dan Penuhi Segala Kebutuhannya.
Kebebasan berekpresi dan memenuhi segala kebutuhan mereka sebisa yang kita lakukan, akan memberikan rasa nyaman. Namun harus diingat, kebebasan disini bukan semata-mata bebas tanpa aturan. Tapi tetap dalam koridor yang tepat untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tak diinginkan, contohnya SARA.

Pemenuhan kebutuhan dapat dilihat dari komunitas apa yang kita bentuk. Berhubung Gilamotor adalah komunitasnya pecinta motor, kami berusaha memberikan informasi sekecil apapun yang mereka butuhkan. Tapi juga perlu diingat, pemberian informasi juga harus diperhatikan intensitasnya, jangan sampai mereka merasa terganggu dengan informasi atau sapaan yang kita berikan.

Ada beberapa komunitas facebook yang ditinggalkan penghuninya hanya karena moderator terlalu aktif melontarkan link informasi di forum tanpa melakukan interaksi kepada anggotanya. Dan ada juga karena moderator terlalu otoriter dan kurang memberi apresiasi untuk anggotanya yang telah mengikhlaskan waktunya untuk meninggalkan sepenggal kata di forum.

Beri Apresiasi
Berikan apresiasi untuk hal positif sekecil apa pun yang mereka tinggalkan di forum. Karena sekecil apapun apresiasi itu, akan memupuk loyalitas mereka yang telah rela menyisihkan waktunya untuk singgah dalam komunitas yang sedang dikembangkan.

Apresiasi yang diberikan bisa beragam dan tak harus selalu dengan uang atau barang. Contoh misal dengan kalimat “Keren Bro..!” “Nais impoh” , “Mantapss..” dan sebagainya.
Ingat, interaksi yang tercipta akan menimbulkan kehangatan dan rasa ketagihan yang akan membuat mereka kembali dan kembali lagi ke komunitas online yang Anda bentuk. Karena mereka merasa ada dan tidak merasa diacuhkan. Kehangatan hubungan antara pengurus atau moderator dan anggota kumunitas merupakan investasi jangka panjang yang sangat bernilai.
Memang kami akui, melakukan nya tak semudah menulis kalimatnya. Karena kami harus menjaga, memantau dan mengontrol aktivitas mereka agar tetap berada di jalurnya.

Rasa seperti berada di rumah sendiri mampu membentuk setiap percakapan yang terbentuk tak selalu datang dari kami sebagai moderator, tapi sering dari mereka sendiri yang menciptakan interaksi sesama penghuni komunitas Gilamotor. Bahkan setiap masalah yang berpotensi mengacaukan ketentraman eksistensi komunitas Gilamotor, merekalah yang meminimalis potensi itu dan memberikan peringatan kepada moderator untuk melakukan langkah pencegahan.

Kini, aktivitas baru yang terbilang unik pun muncul dari mereka sendiri. Setiap pagi, siang, sore dan malam, mereka melakukan absen kehadiran dengan mencantumkan Nama dan No Polisi motor mereka. Jujur, saat aktivitas ini muncul pertamakali, saya sempat tersenyum dan tertawa dalam hati menyaksikan keunikan miniatur masyarakat ini.

Dan akhirnya kebiasaan yang mereka lakukan kami adopsi sebagai ritual harian di pagi, siang, sore dan malam hari. Anda tau hasilnya? Responnya sangat luarbiasa. Aktivitas yang terbentuk dan mereka membuat kultur sendiri di komunitas yang kian membesar ini, bisa dijadikan indikasi bahwa kenyamanan dan perasaan seperti dirumah sendiri akan menimbulkan rasa memiliki yang tinggi.

Dan yang tak kalah penting, sesekali lakukan temu darat atau kopdar untuk menguatkan semangat brotherhood antar sesama (JAYADI)

http://www.virtual.co.id/ 

Apa Lagi Setelah Social Media?

Pertanyaan terpenting bagi para pemasar saat ini, dan juga para agency digital adalah, apalagi social media yang akan hits, setelah era kejayaan Facebook dan Twitter? Sepertinya kedua social media ini masih terus bertahan, dan populer menjadi medium untuk kampanye brand, walaupun banyak social media baru bermunculan.
 
Facebook dan Twitter masih belum tergantikan karena memang secara skala ekonomi, belum ada yang bisa mengalahkan kedua social media ini, dalam hal popularitas, efektifitas, dan juga jumlah audiens.
 
Pertanyaan mengenai social media apa lagi yang akan menjadi tren setelah FB dan Twitter memang tidak keliru, tapi saya melihat masa depan kampanye brand di media digital ke depan bukan lagi berbicara social media. Tapi tren berikutnya adalah mobile application. Mengapa? Karena ke depan akan makin banyak konsumen yang menggunakan Smart Phone, kemudian tren komputer tablet juga sangat mendukung iklim ini.
 
Beberapa analis, dan juga agensi juga berpendapat serupa, masa depan internet adalah mobile internet. Hanya sebagian kecil masyarakat Indonesia yang mempunyai laptop atau komputer desktop, tapi  sangat besar sekali pangsa pasar HP di Indonesia. Itulah sebabnya Facebook begitu besar penggunanya di Indonesia.
 
Lalu, pertanyaan berikutnya platform apa yang harus diantisipasi? Mengingat begitu banyak platform mobile yang ada saat ini, misal Symbian, Android, Black Berry, Apple OS dll. Dan saya sangat memahami, brand punya budget yang juga terbatas, sehingga harus menentukan pilihan dengan cermat dan cerdas agar kampanyenya efektif. Prediksi saya ke depan yang akan menjadi primadona adalah Android dari Google. Mengapa? Berikut beberapa argumennya:
 
Android  Sama Dengan GRATIS
Kalau Anda pernah membaca buku Chris Anderson, berjudul “Free”, maka Anda akan paham bahwa generasi konsumen yang sekarang terbiasa dengan sesuatu yang gratis, dan mereka menyukai hal-hal yang terkait dengan gratis. Misal mereka suka mendowload musik gratis, melihat video Youtube gratis dll.
 
Android dari Google seolah memahami karakter konsumen ini. Mereka menyediakan OS Android gratis, dan berita baik lainnya, konsumen bisa mendownload berbagai aplikasi yang ada di Android Market yang sebagian besar gratis. Ini menjadi daya tarik tersendiri buat konsumen, karena berbeda dengan di Apple Store sebagian besar aplikasi yang tersedia berbayar.
 
Android adalah Personalisasi
Bayangkan ketika Anda bisa mendekati konsumen dengan lebih personal, bisa mengingatkan mereka ketika ada produk baru langsung dari gadget mereka. Bisa membuat aplikasi game yang menarik untuk menghibur mereka. Atau mungkin mau mengedukasi, dan memberikan informasi?
 
Semua sangat bisa dilakuka, ketika brand membuat aplikasinya yang bisa diunduh oleh konsumennya. Dengan begini, brand bisa berinteraksi dengan konsumen yang memang target marketnya. Karena logikanya ketika mereka mau mengunduh aplikasi tersebut ke hansetnya berarti ada ketertarikan dengan brand tersebut.
 
Android Untuk Semua
OS Android yang gratis, menyebabkan berbagai vendor handset berlomba untuk membuat gadget berbasis Android. Ini sangat menguntungkan bukan hanya bagi Google, tapi juga bagi konsumen karena konsumen bisa membeli Android sesuai dengan kemampuan keuangan masing-masing. HP berbasis Android dijual mulai dari harga 1,5 juta hingga 10 juta.  Saat ini bukan hanya vendor handset terkemuka saja yang sudah mengeluarkan smart phone berbasis Android, tetapi pemain lokal seperti Nexian, kemudian AHA dari Bakrie Telecom sudah masuk ke sini.
 
Ini tentunya sangat berbeda dengan pasar Apple atau Black Berry. Walaupun keduanya sangat populer, secara skala ekonomi terlalu sedikit penggunanya, untuk sebuah brand melakukan kampanye massal dengan membuat aplikasi disini. Mengapa? Karena jumlah konsumen yang bisa di dekati dan dilayani menjadi sangat terbatas.
 
Bahkan pada penghujung tahun lalu, Android sudah menggeser Symbian sebagai platform operating system yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, bisa dibaca di sini. Bagaimana dengan di Indonesia, sepertinya hanya tinggal menunggu waktu untuk Android menjadi paltform yang paing dominan.
 
Prediksi ini bisa benar atau salah, tapi saya sangat yakin dengan berbagai indikasi yang ada saat ini, treni tinggal menunggu waktu. Bagaimana menurut Anda, apakah setuju Mobile Application akan menjadi the next big thing di kampanye brand di media digital? (TUNU NUGRAHA DEWANTO)

http://www.virtual.co.id/blog/online-behavior/apa-lagi-setelah-social-media/

KABAR NTT: Presiden Terbitkan Keppres Pembangunan NTT

Instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar Propinsi NTT diperhatikan secara khusus ternyata bukan sekadar basa-basi. Dalam waktu dekat, Presiden SBY akan mengeluarkan keputusan presiden (Keppres) tentang percepatan pembangunan NTT.

"Saat perjalanan dari Kupang ke Atambua dan Atambua ke Kupang, Presiden banyak bertanya tentang NTT kepada saya. Presiden sangat terkesima dengan potensi alam yang ditemukannya selama perjalanan. Setelah saya jelaskan semua potensi dan kendala yang ada, Pak Presiden kembali menegaskan tentang masih kurangnya perhatian pusat terhadap NTT. Saya langsung sarankan agar kalau bisa Presiden mengeluarkan sebuah keputusan tentang perhatian terhadap NTT. Pak Presiden langsung memberikan respons dan mengatakan akan segera mengeluarkan Keppres tentang percepatan pembangunan di NTT."

Demikian dikatakan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, saat menjamu Panitia Daerah HPN 2011 di aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Sabtu (12/2/2011).

Menurut Lebu Raya, paling lambat bulan depan Keppres itu  akan dibawa oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi ke NTT.

"Keppres ini paling penting agar pembangunan di NTT lebih cepat terlaksana. Bulan depan, Keppres ini akan dibawa oleh Mendagri ke Kupang," katanya.

Saat ini, jelas Lebu Raya, perhatian pemerintah pusat sedang tertuju kepada NTT. Wujud perhatian ini bukan karena suksesnya seorang Frans Lebu Raya, tetapi seluruh  masyarakat NTT.

Terkait akan dikeluarkannya Keppres tersebut, Lebu Raya berharap, pemerintah dan rakyat NTT tidak hanya bisa bangga dan terlena untuk kemudian tidak bisa berbuat apa-apa.

Untuk itu, dia meminta seluruh komponen terkait agar mempersiapkan diri dengan program-program nyata, baik dari sisi infrastruktur maupun sumber daya manusia.

"Kita jangan terlena dan bangga dengan sukses yang telah kita raih sebagai tuan rumah HPN 2011 yang berhasil mendatangkan Presiden selama empat hari tiga malam di NTT. Apakah kita hanya terus bangga. Perlu ada tindak lanjut dengan hal-hal yang lebih besar lagi. Mari kita sambut perhatian ini dengan persiapan yang matang," katanya.  

Semua karena Pers
"Saya bangga dan senang  atas perjuangan PWI NTT untuk menjadi tuan rumah HPN. Mari kita berpikir besar supaya bisa  buat hal-hal yang besar. Kalau kita berpikir kerdil, maka semua bisa jadi kerdil. Saya tahu ada banyak kekurangan di daerah ini, tetapi saya juga tahu ada manfaatnya menjadi tuan rumah HPN. Manfaat itu yang dikejar. Kalau kita mau pasti bisa, terbukti kita bisa dan sukses menjadi tuan rumah HPN. Presiden bisa bermalam di NTT karena pers. Dukungan pers terhadap pembangunan di NTT memang sangat besar. Mari kita lanjutkan kerja sama ini, karena masih banyak agenda besar dan berat yang menunggu di depan," kata Lebu Raya.

Lebu Raya berterima kasih dan bangga kepada Panitia HPN  2011 yang telah menyukseskan agenda nasional ini. Lebu Raya juga membantah adanya isu bahwa untuk penyelenggaraan HPN  pemerintah mengeluarkan Rp 3 miliar yang merupakan pemborosan.

"Tidak ada anggaran sebanyak itu. Tetapi kalau ada, boleh saja. Mengapa tidak? Kalau orang  yang datang di NTT dan berbelanja misalnya Rp 5 juta saja,  kita akan mendapat uang sebanyak Rp 3 miliar. Itu baru belanja, belum dihitung sumbangan dan bantuan resmi yang jumlahnya hitung sendiri. Memang tidak semua orang suka dengan acara ini, hal ini biasalah. Yang penting kita punya niat tulus dan iklas untuk membangun daerah ini," katanya.

Ketua PWI Cabang NTT,  Dion DB Putra, pada kesempatan itu, mengatakan, suksesnya  acara HPN di Kupang karena kerja sama dan kerja keras dari semua  komponen yang ada di NTT. "Saya mau berterima kasih kepada pimpinan SKPD, Walikota Kupang, para bupati yang sudah membantu kami, TNI/Polri dan instansi swasta lainnya yang telah mendukung kami. Mungkin banyak yang terbebani, namun saya yakin bahwa semuanya bermuara pada tujuan yang sama yakni demi kesejahteraan rakyat NTT. Kepada Pak Andre Koreh dan Pak Ary Moelyadi bersama pasukannya, saya berterima kasih karena sudah membantu saya menyelenggarakan agenda nasional ini. Saya bersyukur karena hingga saat ini tidak ada satu pun komplain tentang penyelenggaraan ini," kata Dion.

Ketua Panitia Daerah HPN 2011, Ir. Andre W Koreh, M.T, mengatakan, kesuksesan menjadi penyelenggara HPN 2011 merupakan sebuah kebanggaan, kehormatan dan harga diri. "Kita ternyata mampu. Saya pikir, NTT sudah punya harga di mata nasional, bahwa kita tidak seperti yang mereka sangka. Terima kasih kepada Pak Gubernur, DPRD NTT, pers NTT dan semua pihak yang telah mendukung kami," kata Koreh. (eko/den)

Sumber: http://kupang.tribunnews.com/14/02/2011

Sabtu, 12 Februari 2011

LANGKAH-LANGKAH KECIL YANG MENGUBAH DUNIA

Inilah kisah di sebuah masa ketika angin kebebasan dan demokrasi berhembus kencang di timur, ketika dunia menjadi desa kecil dimana siapa saja bisa saling bercakap tanpa harus terbebani gunung lembah atau benua dan samudera.

Konon sebelum masa itu, seseorang yang lahir dari rahim sebuah himpunan berkata, “ izinkan saya kembali untuk memulai, ingin sekali saya menata hidup, menata dunia ini dari kampung” 

Dia, seseorang yang terkenal piawai dan anggun itu sekonyong terkejut, ucapannya dianggap sebagai angin yang berlalu. Tak heranlah kita, inilah zaman ketika seluruh mereka, generasi masa itu sangatlah terlelap dalam sangkaan ini, "hanyalah kota arena yang layak bagi masa depan yang gilang gemilang, hanya jalan politiklah satu-satunya ruang bagi kaum yang terbiasa berunjuk rasa di jalanan memperoleh berkat dan kelimpahan"

Dia, seseorang yang lahir dari himpunan itu sadar sungguh, putusannya tak keliru namun di dalam perjalanan waktu, ia kelelahan. Tibalah kembali ia menjumpai satu persatu kaum dalam himpunannya, mengurai kisah, meyakinkan kembali mereka bahwa jalan yang dipilih sudahlah benar,  “saya baru memulainya separuh, ini belumlah cukup. apakah mungkin ada orang dari kampung-kampung lain turut ikut? saya berharap seorang lagi menambahkan ini dan seterusnya”

Seperti biji kelapa yang terseret arus air pada sungai yang mengalir, di persinggahan selalu saja ada batu, seringkali dia terjerambab masuk merasai dalamnya arus yang berpusar. Demikianlah dia yang pergi itu, terus bertahan. Kini ia ada di ujung muara. Dan kelapa itu mulai bertunas.

Datanglah suatu masa, seseorang dari mereka, seorang lagi dan yang lainnya, memutuskan  pergi untuk memulai. Mirip ucapan sang pemula, “ izinkan saya kembali untuk memulai, ingin sekali saya menata hidup, menata dunia dari kampung” 

Kini setiap mereka bertunas lewat usaha ekonomi sosial kebudayaan yang kreatif, kecil menyebar. Langkah-langkah kecil pelan-pelan yang mengubah dunia. Salah seorang dari mereka lalu mengajak seorang demi seorang lainnya, “marilah kita jadikan kita yang tersebar ini seperti rantai, setiap sendi menjadi penting untuk sendi lainnya, serupa akar-akar kelapa yang selalu erat bertaut, setiap akar kukuh menggengam tanah”

Sesungguhnya, mereka inilah kaum yang meyakini tentang apa yang ada dalam diri setiap diri mereka; pengalaman-pengalaman kecil yang masing-masing mereka alami serta relasi yang terajut antara mereka adalah modal bagi mereka untuk melebarkan kemakmuran itu pada siapa saja dari kaum mana saja.

Inilah kekuatan mereka, inipulalah kekuatan kita sesungguhnya, bahwa kelak waktu, setiap kampung di timur nusa tenggara, akan bertumbuh dalam sebuah jejalin akar-akar kelapa yang selalu erat bertaut, setiap akar kukuh menggengam tanah, saling terhubung, saling berbagi, saling membantu, saling membebaskan dan selamanya. dari rumah wirausaha sosial, salam (f) selalu 

Faris Valeryan Wangge, Pendiri FAY Entrepreneur School

INSPIRASI BOCAH INDONESIA: Fahma "Pembuat Software Mobile Termuda di Dunia"

Fahma Waluya Rosmansyah (12) adalah anak Indonesia yang masuk jajaran pembuat "software mobile" termuda di dunia! Setidak-tidaknya saat ia dan adiknya, Hania Pracika Rosmansyah (6), memenangi lomba pembuatan "software" Asia Pacific Information and Communication Technology Award International 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia, Oktober lalu. Lomba ini diikuti 16 negara.

"Buktikan kalau kamu bisa bikin aplikasi ponsel dalam lima menit?" Tanpa banyak gerak, Fahma dan Hania berembuk, menyambut tantangan Kompas. Fahma memberikan pilihan binatang apa yang akan dibuatkan grafisnya. Seorang relawan, anak kelas I SD, meminta Fahma membuat kupu-kupu.

"Tapi kupu-kupu kan enggak ada suaranya!" kata Hania, siswa kelas I SD di Bandung.

Fahma langsung bekerja di laptopnya. Dengan software Adobe Flash, ia menggambar sebelah sayap kupu-kupu menggunakan tetikus, sayap satunya lagi tinggal menduplikasi sehingga tak lebih dari satu menit rancangan grafis kupu-kupu selesai. Fahma mewarnai kupu-kupu yang kelak bisa bergerak. Kurang dari empat menit, animasi sudah tercipta, tinggal memasukkan suara.

Hania benar, kupu-kupu tak bersuara. Namun, Fahma tak kehabisan akal, dari mulutnya keluar suara "keplek-keplek...." Suaranya lalu ia dekatkan pada laptop agar bisa terekam. "Ini bukan suara kupu-kupu, tetapi bunyi kepak sayapnya," kilah Fahma.

Ketika aplikasi itu diputar kembali, animasi berdurasi 10 detik itu muncul: seekor kupu-kupu warna-warni yang terbang mengepak-ngepakkan sayap bersuara "keplek-keplek...." Animasi yang dibuat anak Indonesia dalam waktu lima menit. Fahma, siswa kelas I SMP di Bandung ini, memenuhi janjinya.

"Biasanya Hania yang menjadi dubber, pengisi suara berbagai aplikasi untuk ponsel yang diciptakan kakaknya," kata Yusep Rosmansyah, ayah kedua kakak-adik itu, beberapa waktu lalu di Jakarta.

Aplikasi lain yang dibuat Fahma tidaklah sesederhana kupu-kupu bersuara keplek-keplek. Jauh lebih rumit karena dia harus menyesuaikannya untuk aplikasi mobile yang bisa dinikmati pada ponsel.

Beberapa software yang diciptakan Fahma untuk ponsel, antara lain, Bahana (Belajar Huruf Warna Angka), DUIT (Doa Usaha Ikhlas Tawakal), Enrich (English for Children), Mantap (Matematika untuk Anak Pintar), dan Doa Anak Muslim (Prayers for Children).

"Pada saat adik saya berumur tiga tahun, ia sulit mengenali huruf. Lalu saya buatkan aplikasi sederhana di ponsel yang memungkinkan dia mengenali huruf, warna, dan angka. Soalnya, adik saya suka main-main dengan ponsel ibu," kata Fahma.

Tak aneh kalau Fahma lalu membuat aplikasi di salah satu jenis ponsel Nokia berjudul "My Mom's Mobile Phone As My Sister's Tutor" (Ponsel Ibuku untuk Belajar Adikku). Aplikasi itu ia buat dengan menggunakan Adobe Flash Lite.

Aplikasi lainnya, Enrich (English for Children), memungkinkan seorang anak lewat ponsel mempelajari bahasa Inggris dengan mudah. Fahma mengambil tokoh "kodok" berkulit hijau untuk aplikasi ini.

Ada pilihan nama binatang dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, seperti sapi untuk cow dan singa untuk lion. Ketika kata cow dimunculkan, ia akan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia dan terdengar suaranya.

Pada Enrich, selain binatang (animals), Fahma juga melengkapinya dengan buah-buahan (fruits), sayuran (vegetables), furnitur (furniture), dan our body (tubuh manusia). Semuanya bisa diterjemahkan secara ulang alik dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan sebaliknya, lengkap dengan gerak, tulisan, suara, dan iringan musik.

Untuk kreativitas, Fahma tidak harus diajari oleh ayah atau ibunya, Yusi Elsiano. Contohnya saat Fahma membuat games mobile DUIT, ia memasukkan musik hasil permainan gitarnya.

Demikian juga pada Enrich dan Bahana, terdapat permainan gitar dia sendiri. Selain gitar, Fahma juga les komputer kepada seorang mahasiswa ITB, salah seorang murid ayahnya yang menjadi dosen ITB.

Tidak komersial
Yusep dan Yosi memberi peluang kepada kedua anaknya untuk berkembang. Semua karya Fahma tak ada yang dikomersialkan. Bahana dan Enrich bisa diunduh gratis di Ovi Store Nokia, sedangkan aplikasi lain bisa diunduh langsung dari blog milik ibunya, Perkembangananak.com.

Fahma mulai belajar aplikasi di Power Point saat duduk di kelas IV SD. "Saya senang ngoprek dan nge-hack. Saya belajar Power Point sampai mentok sebelum belajar Adobe Flash untuk animasi," kata Fahma yang memperdalam software untuk membuat aplikasi tiga dimensi dan belajar bahasa pemrograman C++.

Di APICTA, Fahma harus bertarung dengan siswa setingkat SMA. Ia mempresentasikan konsep di hadapan juri dengan aplikasi gerak buatannya yang memungkinkan presentasinya lebih menarik dan dinamis.

"Anak-anak Indonesia tak hanya bisa bermain PS (PlayStation), tetapi juga bisa membuat games sendiri yang keren," kata Fahma tentang perlombaan yang diikutinya.

Software buatan Fahma dan Hania mengalahkan karya peserta dari negara lain dengan nilai ketat, yakni dengan karya peraih merit (runner up) SpringGrass karya Chung Hwa Middle School BSB (Brunei), Auto Temperature Descension Device by Solar Power karya Foon Yew High School (Malaysia), SimuLab karya Pamodh Chanuka Yasawardene (Sri Lanka), dan Destine Strategy karya Rayongwittayakom School (Thailand).

Pada akhir lomba, Fahma dan Hania menantang juri, sebagaimana ia menantang Kompas, mau dibuatkan animasi apa.

"Kok, anak ini berani menantang kami," kata seorang juri, sebagaimana ditirukan Yusep.

Juri meminta Fahma dan Hania membuat gajah yang bisa bergerak lengkap dengan suaranya. Permintaan ini bisa diluluskan Fahma dalam waktu lima menit. Prestasi yang mendapat sambutan hangat juri dan peserta Asia Pacific Information and Communication Technology Award (APICTA) saat itu.

"Saya bilang sama juri internasional, 'I have proven!' Saya bisa buktikan bahwa anak-anak Indonesia tidak hanya bisa main games, tapi juga bisa bikin games sendiri," kata Fahma.

Atas prestasi yang "spektakuler" untuk anak-anak seusianya, Fahma dan Hania mencetak rekor baru sebagai peserta termuda yang berhasil meraih juara APICTA. Kedua kakak-adik ini juga tercatat sebagai pembuat aplikasi Nokia termuda di dunia!

INSPIRATIF - Isi Lengkap Memo CEO Nokia: Nokia, Platform yang Sedang Terbakar

Di bawah kepemimpinan Stephen Elop yang belum genap setahun, Nokia kelihatannya bakal melakukan perubahan strategi secara radikal. Banyak spekulasi beredar bahwa Nokia bakal beralih menggunakan Windows Phone 7 dari Microsoft untuk mendongkrak kualitas smartphone buatannya. Bahkan, tak menutup kemungkinan Android digunakan Nokia.

Apakah Nokia akan mengubah strategi atau tetap bertahan dengan Symbian yang diandalkannya selama ini kemungkinan bakal ditegaskan Stephen Elop di London, Inggris, Jumat (11/3/2011) ini. Jelang momen menentukan tersebut, kini beredar memo dari Stephen Elop kepada para karyawan Nokia di sejumlah situs web. Meski tak ada konfirmasi resmi dari Nokia, sejumlah sumber meyakini memo tersebut benar ada.

Dalam memo yang dikeluarkan untuk para karyawannya, Elop menekankan pentingnya bagi Nokia untuk segera mengubah haluan untuk bisa tetap bersaing dengan para pesaing yang makin kuat. Nokia disebutnya platfrom yang sedang terbakar. Berikut isi lengkap memo tersebut yang beredar di internet.

Halo semua,
Ada sebuah cerita mengenai seorang laki-laki yang bekerja di rig pengeboran minyak di North Sea. Suatu malam, ia terbangun karena mendengar ledakan keras yang tiba-tiba membakar tempatnya bekerja. Selanjutnya, ia pun dikepung api yang menyala-nyala. Meskipun di mana-mana asap dan panas, ia tetap berusaha menghindar ke pinggiran rig. Ketika ia melihat ke bawah, yang dihadapinya cuma perairan Atlantik yang gelap dan dingin.

Saat api mulai menghampirinya, ia cuma punya waktu memutuskan dalam hitungan detik. Apakah ia harus tetap berdiri di tempatnya dan bakal terbakar habis. Atau, ia harus menceburkan diri ke lautan yang dingin 30 meter di bawahnya. Pria tersebut sedang berdiri di platform yang terbakar dan harus mengambil keputusan.

Ia memutuskan untuk melompat. Hal tersebut memang di luar dugaan. Dalam kondisi normal, pria tersebut tidak akan pernah mau menceburkan diri ke perairan yang sangat dingin. Namun, saat ini bukan kondisi yang normal-platformnya sedang terbakar. Laki-laki tersebut selamat di perairan yang dingin. Setelah diselamatkan, ia menyatakan bahwa platform yang terbakar telah membuatnya mengubah perilakunya.

Kita semua juga begitu, sedang berdiri di platform yang sedang terbakar dan kita harus memilih akan ke mana untuk mengubah kebiasaan.

Selama beberapa bulan, saya telah berbagi dengan Anda semua apa-apa yang telah saya dengar dari para stakeholder, operator, developer, suplier, dan dari Anda semua. Hari ini, saya akan berbagi tentang apa-apa yang telah saya pelajari dan apa yang saya yakini.

Saya telah belajar bahwa saat ini kita tengah berdiri di platform yang sedang terbakar.

Dan, kita telah menghadapi lebih dari satu ledakan - kita telah mengalami hempasan panas berkali-kali yang menimbulkan kebakaran di sekitar kita. Misalnya, hempasan panas yang tinggi dari para pesaing yang lebih sering daripada perkiraan sebelumnya. Apple menggoncang pasar dengan mendefinisikan ulang smartphone dan menarik para pengembang software dalam ekosistem yang tertutup tapi sangat powerful.

Pada 2008, pangsa pasar Apple di kisaran produk dengan harga di atas 300 dollar AS hanya 25 persen. Tapi, pada 2010 meningkat menjadi 61 persen. Mereka menikmati pertumbuhan yang sangat tinggi dengan kenaikan pendapatan 78 persen dalam setahun di kuartal keempat 2010. Apple mendemonstrasikan bahwa dengan desain yang bagus, konsumen rela membeli harga tinggi untuk mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dan para pengembang akan membuat aplikasi untuknya. Mereka mengubah peta persaingan dan hari ini Apple memenangkan pasar kelas atas.

Kemudian, ada Android. Dalam waktu dua tahun, Android menciptakan platform yang menarik minat para pengembang aplikasi, penyedia layanan, dan produsen hardware. Android masuk ke pasar kelas atas, menang di pasar menengah, dan dengan cepat masuk ke pasar ponsel di bawah 100 dollar AS. Google telah menjadi kekuatan gravitasi, menghasilkan inovasi industri lebih besar untuk mendukung bisnis intinya.

Jangan lupa pasar kelas bawah. Pada 2008, MediaTek memasok desain referensi yang lengkap untuk chipset ponsel agar produsen di Shenzhen, China, dapat memproduksi ponsel dengan biaya sangat murah.

Diperkirakan, ekosistem tersebut kini telah memproduksi lebih dari sepertiga ponsel yang dijual di seluruh dunia-merebut pangsa pasar kita di negara-negara berkembang.

Sementara para pesaing membakar pangsa pasar kita, apa yang dilakukan Nokia? Kita jauh tertinggal, ketinggalan tren besar, dan kehilangan waktu. Saat itu, kita berpikir telah mengambil keputusan yang tepat, namun kalau ditilik ke belakang, kita saat ini ketinggalan beberapa tahun.

iPhone pertama didistribusikan tahun 2007, dan kita masih belum memiliki produk yang sebanding. Android datang baru dua tahun dan minggu ini mereka mengambil alih posisi kepemimpinan kita dalam jumlah smartphone. Sungguh tak bisa dipercaya.

Kita punya sumber daya yang hebat di balik Nokia, namun kita tidak memanfaatkannya ke pasar dengan cepat. Kita berpikir MeeGo akan menjadi platform yang memenangkan pasar smartphone kelas atas. Namun demikian, dengan kecepatan saat ini, sampai akhir 2011, kita mungkin baru punya satu produk MeeGo di pasar.

Di kelas menengah, kita punya Symbian. Ia telah terbukti tak bisa memimpin di pasar yang utama seperti Amerika Utara. Selain itu, Symbian terbukti punya lingkungan yang sulit dikembangkan seusia kebutuhan dan tuntutan pasar, paling lambat pengembangan produknya, dan juga banyak kekurangan saat harus memanfaatkan platform hardware yang baru. Hasilnya, jika kita terus bertahan, kita akan semakin tertinggal jauh di belakang, sementara para pesaing semakain maju ke depan.

Di pasar kelas bawah, OEM China mengeluarkan perangkat jauh lebih cepat, bahkan salah satu karyawan Nokia menjadikannya semacam olok-olok, "waktu yang mereka butuhkan sama dengan waktu yang kita butuhkan untuk membuat presentasi Power Point." Mereka cepat, mereka murah, dan mereka menantang kita.

Dan, yang sebenarnya terjadi adalah kita tidak bersaing dengan senjata yang tepat. Kita masih sering berusaha melakukan pendekatan di setiap kelas dengan berbasis perangkat saja.

Pertarungan antarperangkat kini menjadi perang ekosistem, di mana ekosistem masuk tidak hanya hardware dan software saja, namun developer, aplikasi, ecommerce, iklan, search, aplikasi sosial, layanan berbasis lokasi, komunikasi terintegrasi, dan yang lainnya. Para pesaing kita tidak mengambil pangsa pasar kita dengan perangkat. Mereka mengambil pangsa pasar kita dengan ekosistem secara keseluruhan. Ini berarti kita harus memutuskan bagaimana cara membangun dan mendorong atau bergabung dengan ekosistem.

Inilah keputusan yang harus kita ambil. Sebenarnya, kita telah kehilangan pangsa pasar, kita telah kehilangan daya tawar, dan kita telah kehilangan waktu.

Pada Selasa, Standard & Poor melaporkan bahwa mereka akan memposisikan rating jangka panjang A dan jangka pendek A-1 kita pada penilaian kredit negatif. Ini mirip dengan pemeringkatan yang dilakukan Moody minggu lalu. Secara singkat ini berarti dalam beberapa minggu ke depan, mereka akan menganalisis Nokia dan memutuskan kemungkinan menurunkan rating kredit. mengapa lembaga kredit merasa perlu melakukan perubahan ini? Karena mereka mempertimbangkan tingkat persaingan kita.

Preferensi konsumen terhadap Nokia menurun di sleuruh dunia. Di Inggris, preferensi merek kita turun menjadi 20 persen, atau turun 8 persen dibanding tahun lalu. Itu berarti hanya satu dari lima orang di Inggris memilih Nokia dibanding merek lainnya. Hal tersebut juga terjadi di pasar lainnya yang selama ini menjadi pasar besar Nokia seperti Rusia, Jerman, Indonesia, Uni Emirat Arab, dan lain-lainnya.

Bagaimana kita bisa terpuruk? Mengapa kita jauh tertinggal sementara dunia di sekitar kita sedang berkembang?

Inilah apa yang saya coba pahami. Saya yakin beberapa penyebabnya karena kebiasaan di Nokia. Kita mengucurkan bahan bakar di platform yang sedang terbakar. Saya yakin kita kekurangan akuntabilitas dan kepemimpinan untuk meluruskan dan mengarahkan perusahaan di tengah situasi yang kacau. Kita telah melewatkan banyak kesempatan. Kita belum mewujudkan inovasi dengan cepat. Kita belum bekerja sama dengan erat
Nokia, platform kita sedang terbakar.

Kita kini sedang berusaha maju ke depan - berusaha untuk membangun kembali kepemimpinan pasar. Saat kita berbagi startegi baru pada 11 Februari, hal tersebut akan menjadi momentum besar untuk mentransformasi perusahaan kita. Namun, saya percaya bahwa dengan bersama-sama, kita bisa menghadapi tantangan ke depan. Bersama, kita dapat menentukan masa depan kita.

Platform yang terbakar, yang dirasakan laki-laki tersebut, membuatnya mengubah perilakunya, dan mengambil langkah berani dan tegas ke masa depan yang tidak menentu. Dia mampu menceritakan kisahnya. Sekarang, kita punya kesempatan besar untuk melakukan hal yang sama.

Stephen

Sumber : ENGADGET